Saturday, September 28, 2013

CARA MEMBUKA SITUS RUMAH BELAJAR KEMDIKNAS

Belajar dengan memanfaatkan situs rumah belajar, memang sangat mengasyikkan dan menantang.
Untuk membukanya antara lain dengan :
1.       Tulis alamat pada bilah   “belajar.kemdiknas.go.id”
2.       Setelah muncul jendela rumah belajar, klik sumber belajar”
3.       Setelah muncul Rumah Belajar -  belajar untuk semua , klik LOGIN 
           Bagian username tulis  “spentisa” huruf kecil semua
           Bagian Passwoed tulis “spentisa” huruf kecilsemua

           Kemudian klik Log in
4.       Tunggu. Setelah muncul jendel “ Rumah Belajar Belajar untuk semua
           Selamat Datang di Rumah Belajar   --------------- untuk tisa unggul /smp / siswa
           ( Kalau mau keluar dari Blog ini harus klik loguout
5.      Clik Bank Soal, dan pilih kelas 8  (klik kelas 8)
6.       Pada bagian silahkan pilih mata pelajaran, silahkan pilih Bahasa Indonesia
           Jumlah soal pilih sesuai dengan keinginan.
7.       Segera kerjakan soal dengan hati-hati. Waktunya terbatas.
8.       Setelah selesai mengerjakan semua soal, klik more bagian kanan
9.       Kemudian di bagian klik submit. Kamu akan mengerti berapa nilaianya
10.       Setelah mengerti nilainya, usahakan segera jendela ini di copi  atau di prin skrin
11.      Andada bisa melanjutkan dengan mengklik analisis analisis jawaban anda
           untuk mengtahui kebenarannya. Dan  mencocokannya.





MEMBACA MEMINDAI

MENEMUKAN INFORMASI SECARA CEPAT DAN TEPAT  DENGAN MEMBACA MEMINDAI
Membaca memindai merupakan salah satu teknik  membaca untuk menemukan informasi dari bacaan secara cepat yang  dengan cara menyapu halaman demi halaman  secara merata, untuk m,enemukan satu hal yang dibutuhkan. Usaha menemukan sesuatu yang dibutuhkan itu dilakukan dengan cepat dan akurat.
Dalam kehidupan sehari-hari , membaca memindai (scanning) digunakan antara lain untuk : mencari nomor telepon, mencari kata dalam kamus, mencari angka-angka statistik, mencari  acara siaran televisi, membaca jadwal  penerbangan, membaca buku berindeks, dan lain-iain.  Keterampilan membaca memindai ini akan dapat membantu seseorang menemukan informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat.
Pada pembelajaran ini Kalian  akan berlatih keterampilan membaca memindai  untuk menemukan informasi secara cepat dan tepat dalam buku melalui halaman indeks.
Untuk mempelancar kegiatan tersebut, kamu perlu memahami apa itu indeks. Indeks adalah daftar kata atau istilah penting yang tercatat dalam buku catatan (biasanya pada akhir buku) tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah itu ditemukan.
Untuk mendapatkan informasi dari sebuah buku telepon. Ada dua jenis informasi dari buku telepon yang dikenal dengan istilah halaman putih dan halaman kuning. Halaman putih memuat daftar pemilik, alamat, dan nomor telepon yang bersangkutan. Halaman kuning juga memuat hal demikian. Namun, dalam halaman kuning disediakan indeks. Adanya indeks pada halaman kuning
akan mempermudah mendapatkan informasi produk dan jasa. Informasi dalam buku telepon disusun secara alfabetis, yaitu menurut urutan abjad. Perhatikan kutipan informasi dari buku

telepon berikut ini.
Dalam Buku Petunjuk Telepon, sistem pencantuman nama, alamat, dan nomor telepon disusun dengan kriteria sebagai berikut.
1. Jika ada beberapa nama yang digabung menjadi satu dalam sebuah nama perusahaan seperti misalnya: “Ali Budiarjo, Nugroho, Reksodiputro Counsellors at Law”, yang menjadi patokan
adalah nama yang disebut pertama.
2. Nama perusahaan yang dimulai dengan “The”, dalam BPT akan dicantumkan di belakang nama perusahaan. Misalnya: “Gideon International The”. 
3. Pemberian tanda baca dan karakter khusus dalam suatu nama biasanya tidak akan mengubah posisi susunan katakatanya dan sebaiknya diabaikan saja.
4. Pencantuman nama disusun berdasarkan urutan abjad, nama keluarga atau marga diletakkan di depan nama pribadi. Misalnya: Abdullah Harahap, akan tercantum Harahap Abdullah.
5. Pencantuman gelar, pangkat, singkatan nama, dan sejenisnya diletakkan di belakang nama keluarga dan nama pribadi.
Misalnya:
– Drs. Hendra Kusuma, menjadi “Kusuma Hendra Drs”.
– Brigjen Chaerudin Harahap, menjadi “Harahap Chaerudin Brigjen”.
– M.B. Rudi Harahap, menjadi “Harahap Rudi MB”.
6. Nama badan usaha atau nama perusahaan diletakkan di depan sebutan bentuk usahanya (PT, CV, dsb.). Misalnya: CV Semangat Baja, menjadi ”Semangat Baja CV”.
7. Sebutan lembaga, madrasah, yayasan, sekolah, hotel, rumah sakit, asosiasi, perkumpulan, persatuan, universitas, institut, dan sebagainya diletakkan di depan nama. Misalnya: Hotel Adem
Ayem, menjadi “Adem Ayem Hotel”.
8. Untuk bidang usaha lainnya, seperti apotek, asuransi, angkutan, biro, bengkel, industri, karoseri, losmen, pabrik, penginapan, majalah harian, majalah mingguan, surat kabar, restoran, supermarket, dan sebagainya diletakkan di belakang nama perusahaannya. Misalnya: Apotek Fiducia, menjadi

“Fiducia Apotek”.
Contoh Halaman Putih:
A
Agus Hartono Yosodipuro 77B ....................................... 716809
Agus Hendratmo Yos Sudarso 10 .................................... 662698
Ahmad Mujib Sudirman 447 .......................................... 718191
B
Berseri Apotik Rajiman 220 ........................................... 740846
Binar Cahyo PT Slamet Riyadi 440 ................................ 788280
Budiyono Malabar 304 .................................................. 654567
C
CD Room Sutami 33 ..................................................... 661108
Cakra Hotel Urip Sumoharjo 110 ................................... 346893
Citra Selluler Ahmad Dahlan 103................................... 851692

Citra Travel Gilingan Blok C .......................................... 727236

Nah, sekarang semuanya telah menjadi lebih jelas. Marilah pelatihan membaca memindai ini segera kita mulai.
Cermati baik-baik petunjuk telepon yang akan disajikan berikut ini!

Cermati petunjuk telepon berikut dengan membaca memindai ,temukan  informasi tentang nomor telepon dan alamat seseorang !

A                                                                                                        
Anton Cempaka 5 ................... 366512                     
Anton Subiakto Cempaka 5 ...  313358                    
Anugrah Jaya CV A Yani 199 . 360627                  
Anwar Hosaini Dl. Panjaitan ... 5505408                  
Anwar Sururi Dsn. Kauman .... 5510562                 
Anwar Suwarso Garuda 15 ..... 326663                   
Asrul Antul Ds Sendang ........... 5506204                
Astrid Riawati Ds Rejosari ........ 5510818                
Atik Sulastri S Parman .............. 368509                  
Azizah Sag Ds Banjar Sari ........ 5506284                 

 B
Badran Ds Campursari ................. 5506810
Badri Ir Ponggol II ....................... 5529159
Bagus Panuntun Haryono MT ...... 362476
Bagus Saleh Sunan Giri .................. 367417
Bagus Wibowo  Ds Rejosari ......... 5529157
Bahrudin Sultan Agung 2 ............ 5510820
Baja Persada A Yani .................... 362811
Baja Teknik Medang XIII ............ 363124
Bambang Agus Pd Asri II ............ 3215578
Bambang Budiarto Bayanan ......... 365760


C
Cahyo Gunawan Pemuda 58 ...... 362110
Cahyo Yusuf  Duku V .................. 361390
Catur Hotel Mertoyudan ............... 326980
Cemara Toko  Mataram 1843 A ... 363424
Cemara Fast Food MT Haryono ... 364420
Chairil Machfudz Teminabuhan .... 5509566
Chandra Laksana Ry Mertoyudan  326782
Chandra Sutrisno Jl Pemuda ........ 5503668
Choirudin MA Brengkel II .............. 5503156
Cholil Badawi Gg Marjuki .............. 362820


 PENILAIAN
1. Di manakah alamat Choirudin MA ?
2. Kalian ingin mencari kebutuhan bahan bangunan ? Ke toko mana harus menguhubungi ?
3. Sebutkan nomor telepon yang tepat jika kalian ingin memesan makanan !
4. Sebutkan alamat dan nomor telepon  Bambang Agus !

5. Sebutkan nomor telepon yang tepat jika kalian ingin mengetahui alamat hotel !


Cara Menggunakan Indeks

INDEKS ini sangat berguna untuk mempermudah mencari keterangan di dalam ENSIKLOPEDI NASIONAL INDONESIA (ENI). Dengan indeks, Anda segera akan dapat menemukan suatu entri yang Anda cari. Buku indeks ini juga dapat memperluas wawasan Anda. Misalnya, pada entri Aristoteles terdapat 38 judul yang mengaitkan sarjana ini dengan filsafat, ilmu bahasa, tata negara, biologi, dsb. Contoh lain, pada entri Muis, Abdul terdapat sederetan judul yang mengaitkan sastrawan ini dengan berbagai kegiatan politiknya, yang umumnya tak banyak diketahui. Oleh karena itu, biasakan melihat buku indeks ini dahulu sebelum melihat entri lengkapnya di dalam ENI. Judul indeks dicetak dengan huruf tebal dan disusun berdasarkan abjad. Untuk mempermudah mencari judul indeks, pada halaman kiri atas dicantumkan judul indeks pertama. Pada halaman kanan atas tercantum judul indeks terakhir di kaki halaman itu. Judul indeks umumnya diikuti dengan keterangan yang ditulis dalam tanda kurung kotak. Hal ini perlu karena sering kali judul yang sama menunjuk pada masalah atau hal yang berbeda. Contoh: Gelatik [burung] 6: 91 Gelatik [pesawat terbang] Industri Pesawat Terbang Nusantara (Sejarah Perkembangan IPTN) 7: 145 Apabila nomor jilid dan nomor halaman disertakan langsung pada baris tersebut, ini berarti bahwa judul indeks itu juga menjadi judul artikel pada ENI. Jadi, pada contoh di atas, pada ENI jilid 6, halaman 91, akan Anda temukan entri berjudul GELATIK yang  membahas burung gelatik. Tetapi pesawat terbang Gelatik tidak dibahas pada entri tersendiri, melainkan pada entri INDUSTRI PESAWAT TERBANG NUSANTARA, pada ENI jilid 7, halaman 145. Hal yang dituliskan dalam tanda kurung adalah subjudul entri. Jadi, Sejarah Perkembangan IPTN adalah subjudul pada entri INDUSTRI PESAWAT TERBANG NUSANTARA. Keterangan untuk judul kadang-kadang tidak lengkap, tetapi akan menjadi lengkap apabila dibaca bersamaan dengan kalimat di bawahnya. Contoh:
Karmila [novel karya]
Marga T. 10: 159
Judul-judul yang tertera di bawah judul indeks umumnya disusun berdasarkan abjad.
Pada indeks sering disertakan rujukan.
Contoh: Ganefo Lihat Games of the New Emerging Forces
Artinya, untuk mencari informasi tentang Ganefo, lihatlah entri Games of The New Emerging        Forces pada buku indeks ini.
Entri yang berhubungan erat dengan suatu entri lain ditunjukkan oleh kalimat “Lihat juga”. Contoh
Mania [kedokteran]
Tranquilizer 16: 419
Lihat juga Manik - Depresif

(Sumber: Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1997, dengan pengubahan)

Perhatikan daftar indeks berikut!
16 Akromisin
Akromisin [antibotika] 1: 215
Akronim ABRI
Singkatan ABRI 15: 70
Akrosentrik [biologi]
Kromosom 9: 182
Akrosin [enzim]
Fertilisasi 5: 283
Akrosom [bagian sperma] 1: 215
Aksara [bahasa] 1: 216
Aksara [komputer] 1: 125
Struktur Data 15: 264
Aksara Kontrol [komputer]
Alfanumerik 1: 274
Aksara Onmun
Aksara [Perkembangan dan Penyebaran
Aksara] 1: 220
Aksara Serang [Makasar]
Makasar, Suku Bangsa 10: 60
Aksara Silabis 1: 222
Aksara Steno Lihat Stenografi
Aksayamati-nirdesa-sutra [agama Buddha]
Vasubandhu 17: 133
Akselerasi [fisika] 1: 222
Akselerasi [pendidikan] 1: 222
Akselerator Partikel
Akselerasi 1: 222
Akselerator, Prinsip [ekonomi] 1: 222
Akselerator Tiga Dimensi [fisika]
Akselerometer 1: 223
Akselerometer [alat] 1: 222
Navigasi (Mengikuti Rute) 11: 52
Aksen [bahasa] 1: 223
Aksep [ekonomi] 1: 224
Wesel 17: 291
Akseptasi Bank [ekonomi] 1: 224
Akseptor
Keluarga Berencana 8: 329
Akseptor, Hewan Lihat Inseminasi Buatan
Akseptor Keluarga Berencana Lihat Keluarga
Berencana
Akses [komputer] 1: 224
Diagnostik 4: 338
Akses Langsung [komputer]
Akses 1: 224
Akses, Metode [komputer]
Berturutan 3: 416
Akses, Waktu [komputer] 1: 224

(Sumber: Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1997)

Saturday, September 21, 2013

KALIMAT EFEKTIF

KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya di dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
SYARAT KALIMAT EFEKTIF :
a.    Bentukan kata harus sesuai EYD
b.    Struktur kalimat tepat
c.    Kesejajaran
d.    Kontaminasi
e.    Pleonasme
f.    Menggunakan kata baku
g.    Kelogisan
h.    Selalu menggunakan EYD
A.    Bentukan kata
Salah satu penyebab kalimat tidak efektif adalah penggunaan bentukan kata berimbuhan yang tidak tepat.
Contoh:
1.    Anak-anak melempari batu ke dalam sungai.
2.    Guru menugaskan siswanya membuat karangan.

Kalimat-kalimat tersebut tidak efektif karena menggunakan kata berimbuhan yang tidak tepat. Akhiran –i pada kata melempari pada kalimat 1 membutuhkan objek yang bergerak, sedangkan akhiran –kan pada kata menugaskan membutuhkan objek yang diam.
Perbaikannya :
1.    Anak-anak melemparkan batu ke dalam sungai.
2.    Guru menugasi siswanya membuat karangan.
B.    Struktur kalimat
Penyebab lain ketidakefektifan kalimat adalah pemakaian struktur kalimat yang tidak tepat. Misalnya, penempatan subjek dan predikat yang tidak jelas.
Contoh:
1.    Di antara ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat.
2.    Kalau lulus ujian, maka saya akan mengadakan syukuran.
Kalimat 1 tersebut tidak efektif karena tidak ada subjeknya. Subjek kalimat tersebut terganggu oleh adanya preposisi di. Sementara pada kalimat 2 induk kalimat saya akan mengadakan syukuran terganggu oleh munculnya konjungsi maka.
Perbaikannya :
1.    a. Ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat
b. Di antara ketiga anaknya terdapat perbedaan sifat
2. Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan syukuran.

C.    Kesejajaran
Kesejajaran berarti kesamaan bentuk kata yang digunakandalam kalimat. Bila bentuk pertama menggunakan kata kerja, bentuk selanjutnya juga harus kata kerja. Dan seterusnya.
Contoh:
1.    Tugas para pekerja itu adalah mengecat rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
2.    Kegiatan hari ini adalah mengedit karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.
Perbaikannya :
1.    Tugas para pekerja itu adalah pengecatan rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
2.    Kagiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.
D.    Kontaminasi
Dalam bidang bahasa, kontaminasi berarti kerancuan atau kekacauan penggunaan kata, frasa, maupun kalimat.
Contoh:
1.    Di yayasan itu dipelajarkan berbagai keterampilan wanita.
2.    Kita harus mengeyampingkan urusan pribadi kita.
3.    Buku itu sudah dibaca oleh saya.
Pada kalimat 1 dan 2 terdapat kerancuan bentuk kata dipelajarkan dan mengeyampingkan sedangkan pada kalimat 3 terjadi kerancuan bentuk kalimat pasif.
Perbaikannya:
1.    a. Di yayasan itu diajarkan berbagai keterampilan wanita.
       b. Di yayasan itu dipelajari berbagai keterampilan wanita.
2. Kita harus mengesampingkan urusan pribadi kita.
3. Buku itu sudah saya baca.

E.    Pleonasme
Gejala pleonasme berarti menggunakan kata-kata yang berlebihan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh:
1.    Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
2.    Kesehatannya telah pulih kembali.
Kedua kalimat tersebut menggunakan kata yang berlebihan. Pada kalimat 1 kata zaman = waktu = kala, jadi cukup digunakan salah satu saja, sedangkan pada kalimat kedua kata pulih = kembali seperti semula.
Perbaikannya :
1.    Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
2.    Kesehatannya telah pulih.
bersambung …..
1.Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)
2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).
3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)
4.Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)
5.Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)
6.Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)
7.Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini
Contoh lain kalimat efektif
1.Bagi semua mahasiswa yang hadir dalam pertemuan ini harus memberikan pendapatnya masing-masing. ( tidak efektif )
Seharusnya : Semua mahasiswa yang hadir pada pertemuan ini harusmemberikan pendapatnya masing-masing.

2.Kampus kami yang berada di Jalan Margonda Raya. ( tidak efektif )
Seharusnya : Kampus kami berada di Jalan Margonda Raya. ( efektif )

3.Karena ia tidak diundang , dia tidak hadir pada acara itu. ( tidak efektif )
Seharusnya : Karena tidak diundang, dia tidak hadir pada acara itu. ( efektif ) 

4.Hadirin serentak berdiri ketika mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya. ( tidak efektif )
Seharusnya : hadirin serentak berdiri ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya. ( efektif )

5.Dia datang dengan hanya membawa alat tulisnya saja. ( tidak efektif )
Seharusnya : Dia datang hanya membawa alat tulisnya saja. ( efektif )

6.Sejak dari kemarin dia hanya diam saja. ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak kemarin dia hanya diam saja. ( efektif )

7.Kabar itu sudah saya dengar semenjak saat kejadian itu berlangsung. ( tidak efektif )
Seharusnya : Kabar itu sudah saya dengar sejak kejadian itu berlangsung. ( efektif )

8.Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan. ( efektif )

9.Mereka membicarakan dari pada kenaikan harga BBM. ( tidak efektif )
Seharusnya : Mereka membicarakan kenaikan harga BBM. ( efektif )

10.Dia sudah di terima kerja di perusahaan bonavit itu. ( tidak efektif )

Seharusnya : Dia sudah diterima bekerja di perusahaan bonavit itu. ( efektif )

Sunday, September 15, 2013

WAWANCARA DENGAN NARASUMBER

BERWAWANCARA DENGAN NARASUMBER DARI BERBAGAI KALANGAN DENGAN MEMPERHATIKAN ETIKA BERWAWANCARA

A.  Standar Kompetensi
Berbicara
2. Mengungkapkan berbagai informasi melalui wawancara dan presentasi laporan
B.  Kompetensi dasar
2.1 Berwawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan memperhatikan etika berwawancara

C.  Indikator
1.         Mampu membuat daftar pokok-pokok pertanyaan untuk wawancara
2.         Mampu melakukan wawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan memperhatikan etika berwawancara

D.  Tujuan
3.         Siswa mampu membuat daftar pokok-pokok pertanyaan untuk wawancara
4.         Siswa mampu melakukan wawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan memperhatikan etika berwawancara

E.  Petunjuk
1.      Mendengarkan wawancara untuk bertanya jawab tentang etika berwawancara
2.      Menentukan narasumber yang akan diwawancarai
3.      Menentukan topik wawancara
4.      Membuat daftar pertanyaan untuk wawancara
5.      Melakukan wawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan
6.      Mencatat pokok-pokok hasil wawancara

F.  Materi
1. Kajian Teori
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara:
            a. membuat daftar pertanyaan;
            b. melakukan wawancara dengan sopan;
            c. mencatat pokok-pokok wawancara;
            d. merangkum dan menyampaikan hasil wawancara.
Sebelum menyiapkan daftar pertanyaan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh pewawancara. Misalnya, menetapkan tujuan wawancara, menentukan tema/topik, dan menentukan narasumber yang akan diwawancarai.
Salah satu keberhasilan wawancara ditentukan oleh kemampuan si pewawancara dalam menyusun pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan topik.
Selain itu, ada lagi hal-hal yang harus diperhatikan si pewawancara saat melakukan wawancara:
            a. berpenampilan dan bersikap sopan;
            b. menggunakan bahasa yang komunikatif dan sopan;
            c. menciptakan suasana yang menyenangkan bagi narasumber.
2. Contoh Wawancara

Siswa                           :   Selamat pagi, Bu!
Kepala Sekolah           :   Selamat pagi! Apa khabar?
Siswa                           :   Baik, Bu!
Kepala Sekolah           :   Wah, ada apa Mia? Ada yang bisa Ibu bantu?
Siswa                           :   Betul, Bu, saya ingin mewawancarai Ibu sebentar. Apakah
                                        Ibu tidak keberatan?
Kepala Sekolah           :   Oh, tidak, silakan! Untuk apa kamu mewawancarai saya, Mia?
Siswa                           :   Untuk majalah dinding, Bu. Nah, saya ingin tahu soal dana
                                        BOS. Boleh tahu apa dan bagaimana dana BOS itu?
Kepala Sekolah           :   Oh, itu dana BOS adalah Dana Bantuan Operasional Sekolah.
                                        BOS berasal dari Pemerintah sebagai dana kompensasi BBM.
                                        Dana ini diberikan pada Sekolah Dasar dan Sekolah
                                        Menengah Pertama. Tujuannya, ya, untuk membantu biaya
                                        operasional sekolah.
Siswa                           :   Mengapa Pemerintah perlu memberikan bantuan operasional
                                        sekolah, BU?
Kepala Sekolah           :   Karena selama ini Pemerintah menyadari banyak siswa yang
                                        putus sekolah atau tidak dapat menyelesaikan pendidikan
                                        dasar 9 tahun karena ketiadan biaya. Jadi, dengan adanya
                                        dana BOS diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan
                                        sama sekali jumlah siswa yang putus sekolah. Dengan adanya
                                        Dana BOS, siswa yang bersekolah di sekolah mahal akan
                                        membayar uang sekolah lebih murah, sedangkan siswa di
                                        sekolah biasa siswanya bisa tidak membayar uang sekolah
                                        sama sekali.
Siswa                           :   Berapa besar bantuan yang diberikan pemerintah kepada
                                        setiap siswa, Bu?
Kepala Sekolah           :   Untuk siswa SD Rp 19.500,00 sedangkan siswa SMP Rp
                                        27.500,00
Siswa                           :   Kemudian, kapan dana BOS tersebut bisa dicairkan, Bu?
Kepala Sekolah           :   Pada bulan September 2007, dana BOS sudah dapat diambil.
Siswa                           :   Oh, lalu di mana Ibu mengambil dana BOS itu?
Kepala Sekolah           :   Di BRI unit terdekat.
Siswa                           :   Satu lkagi, Bu. Bagaimana cara Ibu mengelola dana BOS?
                                         Maksud saya digunakan untuk apa saja dana itu?


Kepala Sekolah           :   Dana BOS ini kami kelola untuk biaya operasional sekolah.
                                        Misalnya, untuk membeli peralatan pembelajaran, alat-alat
                                        peraga pendidikan, dan membayar tenaga honorer, seperti
                                        guru maupun karyawan TU yang belum berstatus Pegawai
                                        Tetap.
Siswa                           :   Banyak sekali informasinya. Terima kasih, Bu atas Kepala
                                        wawancaranya. Semoga hasil wawancara ini berguna untuk
                                        pengetahuan para pembaca Mading.
Sekolah                       :   Ya ... sama-sama. Oh, ya, kapan hasil wawancara ini dimuat?
Siswa                           :   Semoga, edisi minggu ini bisa terbit.
Kepala Sekolah           :   Ya, semoga sukses ya!
Siswa                           :   Tarima kasih, Bu!

G.  Penilaian
1. Soal
a. Susunlah daftar panduan pertanyaan untuk berwawancara dengan nara sumber
    di lingkungan sekolah!
b. Lakukanlah wawancara berdasarkan daftar panduan pertanyaan yang kalian  susun !


Friday, September 13, 2013

KATA BAKU DAN TIDAK BAKU

KATA BAKU
Kata Baku ialah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang berlaku. Acuan yang dapat digunakan adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Pedoman Pembentukan Istilah, dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TTBBI), sedangkan yang tidak mengikuti kaidah tersebut merupakan bahasa tidak baku.
Pembakuan kata-kata juga berlaku untuk istilah dan kata serapan atau kata yang berasal dari bahasa asing, bunyi dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
KATA TIDAK BAKU
Kata tidak baku ialah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Kata tidak baku sering kita jumpai dalam bahasa percakapan

Perhatikan beberapa contoh berikut

          A
Acap kali (bukan) Acapkali
Adakalanya (bukan) Ada kalanya
Adang (bukan) Hadang
Aerobik (bukan) Erobik
Afdal (bukan) Afdhol, Afdol
aktivitas (bukan) aktifitas
Akuarium (bukan) Aquarium
Alquran (bukan) Al-Quran, Al-Qur’an
Ambulans (bukan) Ambulan, Ambulance
Amfibi (bukan) Amphibi, Ampibi
Analisis (bukan) Analisa
Anda (bukan) anda
Andal (bukan) Handal
Andam (bukan) Handam
Antre (bukan) Antri
Anugerah (bukan) Anugrah
Anutan (bukan) Panutan
Apotek (bukan) Apotik
Asas (bukan) Azas
Asasi (bukan) Azasi
Ateis (bukan) Atheis
Atlet (bukan) Atlit
Atmosfer (bukan) Atmosfir
Autentik (bukan) Otentik
Autobiografi (bukan) Otobiografi
Azan (bukan) Adzan

        B
Balsam (bukan) Balsem
Belasungkawa (bukan) Bela sungkawa
Berangus (bukan) Brangus
Berengsek (bukan) Brengsek
Berkah (bukan) Barokah
Besok (bukan) Esok
Bumiputra (bukan) Bumi putra
Bus (bukan) Bis

 C
Cabai (bukan) Cabe
Capai (bukan) Capek
Cendekiawan (bukan) Cendikiawan
Cenderamata (bukan) Cinderamata
Cengkih (bukan) Cengkeh

 D
Daripada (bukan) Dari pada
Debit (bukan) Debet
Definisi (bukan) Difinisi
Desain (bukan) Disain
Detail (bukan) Detil
Diagnosis (bukan) Diaganosa
Doa (bukan) Do’a
Dolar (bukan) Dollar
Dukacita (bukan) Duka cita

      E
Efektivitas (bukan) Efektifitas
Eksem (bukan) Eksim
Ekstrem (bukan) Ekstrim
Elektrode (bukan) Elektroda
Elips (bukan) Elip
Elite (bukan) Elit
Email (bukan) E-mail
Embus (bukan) Hembus
Empas (bukan) Hempas
Esens (bukan) Esense

      F
Faksimile (bukan) Faksimili
Februari (bukan) Pebruari
Fondasi (bukan) Pondasi
Fotokopi (bukan) Photocopy
Frekuensi (bukan) Frekwensi
       G
Geladi (bukan) Gladi
Genius (bukan) Jenius
Genting (bukan) Genteng
Glukosa (bukan) Glukose

       H
Hadis (bukan) Hadits
Hafal (bukan) Hapal
Hakikat (bukan) Hakekat
Halalbihalal (bukan) Halal bihalal
Harfiah (bukan) Harafiah
Hierarki (bukan) Hirarki
Hipotesis (bukan) Hipotesa

       I
Ijazah (bukan) Ijasah
Imajinasi (bukan) Imaginasi
Imbau (bukan) Himbau
Impit (bukan) Himpit
Indra (bukan) Indera
Ingin (bukan) Pengen
Insaf (bukan) Insyaf
Intelijen (bukan) Intelejen
Introspeksi (bukan) Interopeksi
Isap (bukan) Hisap

       J
Jadwal (bukan) Jadual
Jemawa (bukan) Jumawa
Jender (bukan) Gender
Jenderal (bukan) Jendral
Jumat (bukan) Jum’at

       K
Kabar (bukan) Khabar
Kacamata (bukan) Kaca mata
Kaidah (bukan) Kaedah
Kanguru (bukan) Kangguru
Kanker (bukan) Kangker
Karena (bukan) Karna
Karier (bukan) Karir
Karisma (bukan) Kharisma
Kasatmata (bukan) Kasat mata
Kategori (bukan) Katagori
Kaus (bukan) Kaos
Kempis (bukan) Kempes
Kendaraan (bukan) Kenderaan
Kesatria (bukan) Ksatria
Khawatir (bukan) Kuatir
Khotbah (bukan) Khutbah
Khuldi (bukan) Kuldi
Khusyuk (bukan) Khusuk
Kiai (bukan) Kiyai
Kilometer (bukan) Kilo meter
Komoditas (bukan) Komoditi
Komplet (bukan) Komplit
Konferensi (bukan) Konperensi
Kongres (bukan) Konggres
Konkret (bukan) Kongkrit
Konstanta (bukan) Konstan
Kosakata (bukan) Kosa kata
Kover (bukan) Cover
Kredit (bukan) Kridit
Kualitas (bukan) Kwalitas
Kuantitas (bukan) Kwantitas
Kuintal (bukan) Kintal
Kuitansi (bukan) Kwitansi
Kuota (bukan) Kwota, Kuotum

        L
Laba-Laba (bukan) Labah-Labah
Lahad (bukan) Lahat
Lembap (bukan) Lembab
Lever (bukan) Liver
Limfa (bukan) Limpa
Linear (bukan) Linier
Lokakarya (bukan) Loka karya
Lubang (bukan) Lobang

       M
Maaf (bukan) Ma’af
Majelis (bukan) Majlis
Makhluk (bukan) Mahluk
Manajemen (bukan) Managemen
Mangkuk (bukan) Mangkok
Marah (bukan) Amarah
Masjid (bukan) Mesjid
Massal (bukan) Masal
Masyhur (bukan) Mashur
Matang (bukan) Mateng
Memercayakan (bukan) Mempercayakan
Memercayakan (bukan) Mempercayakan
Memesona (bukan) Mempesona
Memopulerkan (bukan) Mempopulerkan
Mencuci (bukan) Menyuci
Menopause (bukan) Monopause, Manopause
Menyontek (bukan) Mencontek
Merek (bukan) Merk
Mesti (bukan) Musti
Meterai (bukan) Materai
Metode (bukan) Metoda
Mikrob (bukan) Mikroba
Miliar (bukan) Milyar
Misi (bukan) Missi
Monarki (bukan) Monarkhi
Mozaik (bukan) Mosaik
Muazin (bukan) Muadzin, Muadin
Mungkir (bukan) Pungkir
Museum (bukan) Musium

        N
Nakhoda (bukan) Nahkoda, Nakoda
Napas (bukan) Nafas
Nasihat (bukan) Nasehat
Netralisasi (bukan) Netralisir

       O
Objek (bukan) Obyek
Ojek (bukan) Ojeg
Olahraga (bukan) Olah raga
Omzet (bukan) Omset
Orang tua (bukan) Orangtua
Otomatis (bukan) Automatis

        P
Paham (bukan) Faham
Pancaindra (bukan) Pancaindera, Panca Indera
Pancaroba (bukan) Panca roba
Paspor (bukan) Pasport
Peduli (bukan) Perduli
Pembaruan (bukan) Pembaharuan
Pergedel (bukan) Perkedel
Perilaku (bukan) Prilaku
Permukiman (bukan) Pemukiman
Persentase (bukan) Presentase
Petai (bukan) Pete
Petai (bukan) Pete
Pikir (bukan) Fikir
Praktik (bukan) Praktek
Prancis (bukan) Perancis
Priayi (bukan) Priyayi
Proklamasi (bukan) Proklamir
Protagonis (bukan) Protogonis
Provinsi (bukan) Propinsi
Putra (bukan) Putera
Putri (bukan) Puteri

        R
Rapi (bukan) Rapih
Realitas (bukan) Realita
Restoran (bukan) Restauran
Rezeki (bukan) Rizki, Rejeki
Rezim (bukan) Rejim
Risiko (bukan) Resiko
Ritme (bukan) Ritma
Roboh (bukan) Rubuh
Rohani (bukan) Ruhani
Rontgen (bukan) Ronsen

      S
Sah (bukan) Syah
Sahaja (bukan) Sehaja
Saksama (bukan) Seksama
Samudra (bukan) Samudera
Saputangan (bukan) Sapu tangan
Saraf (bukan) Syaraf, Sarap
Satai (bukan) Sate
Segitiga (bukan) Segi tiga
Sekadar (bukan) Sekedar
Sekretaris (bukan) Sekertaris
Sekular (bukan) Sekuler
Sepak bola (bukan) Sepakbola
Seriawan (bukan) Sariawan
Setan (bukan) Syaitan, Syetan
Shalat (bukan) Salat
Silakan (bukan) Silahkan
Sintesis (bukan) Sintesa
Sistem (bukan) Sistim
Sontek (bukan) Contek
Sportivitas (bukan) Sportifitas
Standardisasi (bukan) Standarisasi
Stroberi (bukan) Strawbery
Subjek (bukan) Subyek
Sumatra (bukan) Sumatera
Surah (bukan) Surat
Surga (bukan) Syurga, sorga
Sutra (bukan) Sutera
Syubhat (bukan) Subhat
      
       T
Takhayul (bukan) Tahayul
Takhta (bukan) Tahta
Takwa (bukan) Taqwa
Tampak (bukan) Nampak
Tanda tangan (bukan) Tandatangan
Taoco (bukan) Tauco
Taoge (bukan) Tauge/Toge
Teknologi (bukan) Tekhnologi
Teladan (bukan) Tauladan
Teladan (bukan) Tauladan
Telanjur (bukan) Terlanjur
Telantar (bukan) Terlantar
Telentang (bukan) Terlentang
Telepon (bukan) Telpon, Telfon, Tilpon
Tenteram (bukan) Tentram
Teoretis (bukan) Teoritis
Terampil (bukan) Trampil
Tetapi (bukan) Tapi
Tobat (bukan) Taubat
Tolan (bukan) Taulan
Topan (bukan) Taufan

      U
Ubah (bukan) Rubah
Ubah (bukan) Rubah
Unta (bukan) Onta
Urine (bukan) Urin
Ustaz (bukan) Ustadz, Ustad
Ustazah (bukan) Ustadzah
Utang (bukan) Hutang

       w
Wiraswasta (bukan) Wirausaha

        Y
Yudikatif (bukan) Judikatif
Yudisial (bukan) Judisial
  
         Z
Zaman (bukan) Jaman
Zikir (bukan) Dzikir
Zuhur (bukan) Dzuhur, Lohor