KALIMAT EFEKTIF
Kalimat
efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan
pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya di
dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau
penulis.
SYARAT KALIMAT EFEKTIF :
a. Bentukan kata harus sesuai EYD
b. Struktur kalimat tepat
c. Kesejajaran
d. Kontaminasi
e. Pleonasme
f. Menggunakan kata baku
g. Kelogisan
h. Selalu menggunakan EYD
A.
Bentukan kata
Salah satu penyebab kalimat tidak efektif adalah penggunaan bentukan kata
berimbuhan yang tidak tepat.
Contoh:
1. Anak-anak melempari batu ke dalam sungai.
2. Guru menugaskan siswanya membuat karangan.
Kalimat-kalimat
tersebut tidak efektif karena menggunakan kata berimbuhan yang tidak tepat.
Akhiran –i pada kata melempari pada kalimat 1 membutuhkan objek yang bergerak,
sedangkan akhiran –kan pada kata menugaskan membutuhkan objek yang diam.
Perbaikannya :
1. Anak-anak melemparkan batu ke dalam sungai.
2. Guru menugasi siswanya membuat karangan.
B.
Struktur kalimat
Penyebab lain ketidakefektifan kalimat adalah pemakaian struktur kalimat yang
tidak tepat. Misalnya, penempatan subjek dan predikat yang tidak jelas.
Contoh:
1. Di antara ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat.
2. Kalau lulus ujian, maka saya akan mengadakan syukuran.
Kalimat 1 tersebut tidak efektif karena tidak ada subjeknya. Subjek kalimat
tersebut terganggu oleh adanya preposisi di. Sementara pada kalimat 2 induk
kalimat saya akan mengadakan syukuran terganggu oleh munculnya konjungsi maka.
Perbaikannya :
1. a. Ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat
b. Di antara ketiga anaknya terdapat perbedaan sifat
2. Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan syukuran.
C.
Kesejajaran
Kesejajaran berarti kesamaan bentuk kata yang digunakandalam kalimat. Bila
bentuk pertama menggunakan kata kerja, bentuk selanjutnya juga harus kata
kerja. Dan seterusnya.
Contoh:
1. Tugas para pekerja itu adalah mengecat rumah, perbaikan
saluran air, dan pemasangan pagar.
2. Kegiatan hari ini adalah mengedit karangan yang masuk dan
perbaikan kata-kata yang salah.
Perbaikannya :
1. Tugas para pekerja itu adalah pengecatan rumah, perbaikan
saluran air, dan pemasangan pagar.
2. Kagiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang masuk
dan perbaikan kata-kata yang salah.
D.
Kontaminasi
Dalam bidang bahasa, kontaminasi berarti kerancuan atau kekacauan penggunaan
kata, frasa, maupun kalimat.
Contoh:
1. Di yayasan itu dipelajarkan berbagai keterampilan wanita.
2. Kita harus mengeyampingkan urusan pribadi kita.
3. Buku itu sudah dibaca oleh saya.
Pada kalimat 1 dan 2 terdapat kerancuan bentuk kata dipelajarkan dan
mengeyampingkan sedangkan pada kalimat 3 terjadi kerancuan bentuk kalimat
pasif.
Perbaikannya:
1. a. Di yayasan itu diajarkan berbagai keterampilan wanita.
b. Di yayasan itu dipelajari berbagai keterampilan
wanita.
2. Kita harus mengesampingkan urusan pribadi kita.
3. Buku itu sudah saya baca.
E.
Pleonasme
Gejala pleonasme berarti menggunakan kata-kata yang berlebihan yang sebenarnya
tidak diperlukan.
Contoh:
1. Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat
berpengaruh.
2. Kesehatannya telah pulih kembali.
Kedua kalimat tersebut menggunakan kata yang berlebihan. Pada kalimat 1 kata
zaman = waktu = kala, jadi cukup digunakan salah satu saja, sedangkan pada
kalimat kedua kata pulih = kembali seperti semula.
Perbaikannya :
1. Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
2. Kesehatannya telah pulih.
bersambung …..
1.Kesepadanan
Suatu kalimat
efektif harus memenuhi unsur gramatikal
yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam
kalimat efektif harus memiliki
keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian
Tomi pergi ke perpustakaan
(tidak
efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (
efektif)
2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat
efektif jangan sampai menjadi
kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan
tidak
efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah
(
efektif).
3.Kehematan
Kehematan dalam kalimat
efektif maksudnya adalah
hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak
perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan,
penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud
kalimat.
Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan
penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu
kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena
ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di
rumahku. (tidak
efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (
efektif)
Dia sudah menunggumu sejak
dari pagi. (tidak
efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (
efektif)
4.Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam
kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk
mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak
efektif)
Untuk
menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (
efektif)
5.Kesatuan atau Kepaduan
Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam
kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan
kalimat, yaitu:
a.
Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak
mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib
dalam kalimat-
kalimat yang berpredikat pasif persona.
c.
Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah
kata seperti
daripada atau
tentang antara
predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus
dapat mengembalikan
kepada
kepribadian
kita orang-orang kota yang
telah terlanjur
meninggalkan rasa kemanusiaan
itu. (tidak
efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan
rasa kemanusiaan. (
efektif)
Makalah ini membahas
tentang teknologi fiber optik. (tidak
efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (
efektif)
6.Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang
digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga
menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-,
maka
kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja
berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan
dipapahnya ke pinggir jalan.
(tidak
efektif)
Kakak menolong anak itu dengan
memapahnya ke pinggir jalan. (
efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (
efektif)
Harga sembako dibekukan atau
kenaikan secara luwes. (tidak
efektif)
Harga sembako dibekukan atau
dinaikkan secara luwes. (
efektif)
7.Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok
dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu
kalimat,
ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal
kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan
lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
(ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e.
Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan
–kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas
ini
Contoh lain kalimat efektif
1.Bagi semua mahasiswa yang hadir
dalam pertemuan ini harus memberikan pendapatnya masing-masing. ( tidak
efektif )
Seharusnya : Semua mahasiswa yang hadir pada
pertemuan ini harusmemberikan pendapatnya masing-masing.
2.Kampus kami yang berada
di Jalan Margonda Raya. ( tidak efektif )
Seharusnya : Kampus kami berada di Jalan Margonda
Raya. ( efektif )
3.Karena ia tidak diundang , dia tidak hadir
pada acara itu. ( tidak efektif )
Seharusnya : Karena tidak diundang, dia tidak
hadir pada acara itu. ( efektif )
4.Hadirin serentak berdiri ketika mereka menyanyikan
lagu Indonesia Raya. ( tidak efektif )
Seharusnya : hadirin serentak berdiri ketika
menyanyikan lagu Indonesia Raya. ( efektif )
5.Dia datang dengan hanya membawa alat tulisnya
saja. ( tidak efektif )
Seharusnya : Dia datang hanya membawa alat
tulisnya saja. ( efektif )
6.Sejak dari kemarin dia hanya diam
saja. ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak kemarin dia hanya diam
saja. ( efektif )
7.Kabar itu sudah saya dengar semenjak saat
kejadian itu berlangsung. ( tidak efektif )
Seharusnya : Kabar itu sudah saya dengar sejak
kejadian itu berlangsung. ( efektif )
8.Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan (
tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami
pertimbangkan. ( efektif )
9.Mereka membicarakan dari pada kenaikan harga BBM.
( tidak efektif )
Seharusnya : Mereka membicarakan kenaikan harga
BBM. ( efektif )
10.Dia sudah di terima kerja di perusahaan bonavit
itu. ( tidak efektif )
Seharusnya : Dia sudah diterima bekerja di
perusahaan bonavit itu. ( efektif )