Teks Cerita Fantasi
Cerita fantasi merupakan salah satu genre cerita yang
sangat penting untuk melatih kreativitas. Berfantasi secara aktif bias mengasah
kreativitas. Kamu juga bias menjadi penulis hebat. Di Indonesia kita memiliki
penulis hebat yang menulis berbagai cerita fantasi, yaitu Ugi Agustono dan Joko
Lelono. Mereka menulis cerita fantasi dengan nuansa local. Jika kamu belajar
dengan tekun dan tidak takut berkreasi, kamu juga dapat menulis cerita fantasi
seperti mereka.
Cerita fantasi merupakan sebuah karya tulis yang dibangun
menggunakan alur cerita yang normal, namun memiliki sifat imajinatif dan
khayalan semata. Pada cerita fantasi, hal yang bersifat tidak mungkin merupakan
hal yang biasa dan bukan hal yang aneh, bahkan sengaja dilebih-lebihkan, jika
dilogikakan, tidak akan pernah terjadi di dunia nyata.
Pengertian Teks Cerita Fantasi Menurut Para Ahli
Cerita fantasi adalah salah satu jenis teks narasi.
Narasi merupakan cerita fiksi yang berisi perkembangan kejadian atau peristiwa.
, fiksi sering digunakan dengan
realitas, sehingga kebenarannya dapat dibuktikan dengan data empiris (Fajria,
2017:8). Fiksi bergenre fantasi merupakan dunia khayal yang tidak mungkin
dijadikan biasa. Fiksi fantasi (fantastic fiction) dapat dipahami sebagai “the
willing suspension of disbelief” cerita yang menawarkan sesuatu yang sulit
diterima. Cerita fantasi dikembangkan lewat imajinasi yang lazim dan dapat
diterima sehingga sebagai sebuah cerita dapat diterima oleh pembaca.
Cerita fantasi adalah cerita yang menampilkan tokoh,
alur, latar, atau tema yang derajat
kebenarannya diragunakan, baik menyangkut (hampir) seluruh maupun hanya
sebagian cerita (Nurgiyantoro, 2012:295). Dalam sumber yang sama, cerita
fantasi menurut Huck dkk adalah cerita yang memiliki makna lebih dari sekedar
yang dikisahkan. Cerita fantasi bukan hanya cerita yang berkisah dengan tokoh
tokoh supranatural yang lazim muncul pada cerita masa lalu pada cerita masa
lalu, tetapi juga dapat melibatkan tokoh dan kehidupan modern. Cerita fantasi
menciptakan dunia imajinatif yang diciptakan sendiri oleh pengarang cerita.
Cerita fantasi juga merupakan salah satu ragam sastra
anak yang membahas persoalan-persoalan yang dipahami oleh anak. Tingkat
intelektual peserta didik berkonsentrasi pada bagian isi cerita yang dapat
diterima oleh logika peserta didik. Hal yang tidak mungkin dapat menjadi
mungkin dan dapat diterima dalam penciptaan cerita fantasi. Cerita fantasi
menjadi genre yang dapat dijadikan lahan untuk mengembangkan kreativitas bagi
peserta didik dalam menciptakan karya sastranya sendiri. Menulis cerita fantasi
dapat menjadikan peserta didik menuangkan imajinasinya, karena fantasi sangat
berkaitan dengan unsur imajiner. Yang mana peserta didik dapat menuangkan ide kreatif
dan khayalannya sesuai dengan logika usia peserta didik.
Jenis-Jenis Teks Cerita Fantasi
Jenis-jenis cerita fantasi terbagi menjadi 2 bagian.
Penjelasannya sebagai berikut.
Berdasarkan kesesuaiannya dengan kehiduapan yang nyata,
cerita fantasi dibagi menjadi 2 yaitu fantasi secara total dan fantasi sebagian
(irisan).
Cerita Fantasi Total dan Irisan
Jenis ini disesuaikan dengan keadaan dunia nyata dan
jenis ini dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu fantasi total dan fantasi
sebagian (irisan).
Cerita Fantasi Total
Kategori ini berisi fantasi pengarang terhadap objek
tertentu. Pada kategori ini semua yang terdapat pada cerita tidak semua terjadi
dalam dunia nyata.
Cerita Fantasi Irisan
Kategori ini berisi cerita fantasi yang mengungkapkan
fantasi tetapi masih menggunakan nama-nama dalam kehidupan nyata, menggunakan
nama tempat yang sama pada dunia nyata, atau peristiwa yang pernah terjadi pada
dunia nyata.
Berdasarkan latar ceritanya, cerita fantasi dibedakan menjadi 2
latar yaitu latar lintas waktu dan latar waktu sezaman.
Berdasarkan latar cerita, dibedakan menjadi dua bagian
yaitu latar lintas waktu dan latar waktu sezaman. Penjelasannya seperti ini:
Latar Fantasi Sezaman
Maksudnya latar yang digunakan satu masa (fantasi masa
kini, masa lampau, atau masa yang akan datang/futuristik).
Latar Fantasi Lintas Waktu
Maksudnya berarti cerita fantasi yang menggunakan 2 latar
waktu yang berbeda. Misalnya: masa sekarang dengan masa pada zaman prasejarah,
masa sekarang dan masa 50 tahun mendatang/futuristik).
Bacalah Contoh Cerita Fantasi berikut
Kekuatan Ekor Biru Nagata
Seluruh Pasukan Nagata sudah siap hari itu. Nagata
membagi tugas kepada seluruh panglima dan pasukannya di titik-titik yang sudah
ditentukan. Seluruh binatang di Tana Modo tampak gagah dengan keyakinan di
dalam hati, mempertahankan milik mereka. Hari itu, sejarah besar Tana Modo akan
terukir di hati seluruh binatang. Mereka akan berjuang hingga titik darah
penghabisan untuk membela tanah air tercinta.
Saat yang ditunggu pun tiba. Mulai terlihat bayangan
serigala-serigala yang hendak keluar dari kabut. Jumlah pasukan cukup banyak.
Bagata dan seluruh panglima memberi isyarat untuk tidak panik.
Pasukan siluman serigala mulai menginjak Pulau Tana Modo,
susul-menyusul bagai air. Tubuh mereka besar-besar dengan sorot mata tajam.
Raut wajah meeka penuh dengan angkara murka dan kesombongan, disertai lolongan
panjang saling bersahutan di bawah air hujan. Mereka tidak menyadari bahaya
yang sudah mengepung. Semua binatang tetap tenang menunggu aba-aba dari Nagata.
“Serbuuuu…!” teriak Nagata sambung-menyambung dengan
seluruh panglima.
Pasukan terdepan dari binatang-binatang hutan segera
mengepung para serigala dengan
lemparan bola api. Paukan serigala sempat kaget, tak
percaya. Cukup banyak korban yang jatuh dari pihak serigala karena lemparan
bola api. Namun, pemimpin pasukan tiap kelompok serigala langsung mengatur
kembali anak buahnya pada posisi siap menyerang. Mereka tertawa mengejek
binatang-binatang ketika banyak bola api yang padam sebelum mengenai tubuh
mereka. Bahkan dengan kekuatan mereka, mereka meniup bola api yang terbang
menuju arah mereka.
“Hai …! Taka da gunanya kalian melempar bola api kepada
kami!” Seru serigala dengan sorot mata penuh amarah.
Binatang-binatang tidak putus asa, Namun, pasukan
serigala dalam jumlah dua kali lipat bahkan lebih dari pasukan binatang, mulai
bergerak maju, seolah hendak menelan binatang-binatang yang mengepung.
Binatangbinantang yang pantang menyerah juga tidak takut dengan gertakan para
serigala.
“Gunakan kekuatan ekormu, Nagata!” bisik Dewi Kabut di
telinga Nagata.
Nagata sempat bingung dengan kata-kata Dewi Kabut. Karena
banyak bola api yang padam, Nagata segera memberi aba-aba berhenti melempar dan
mundur kepada seluruh pasukan.
Tiba-tiba, Nagat, pemimpin perang seluruh binatang di
Tana Modo, segera melesat menyeret ekor birunya, Mendadak ekor Nagata
mengeluarkan api besar. Nagata mengibaskan api pada ekornya yang keras,
membentuk lingkaran sesuai tanda yang dibuat oleh semut, rayap, dan para tikus.
Lalu, ia melompat bagai kilat dan mengepung serigala dalam api panas. Kepungan
api semakin luas. Serigala-serigala tak berdaya menghadapi kekuatan Si Ekor
Biru. Teriakan panic dan kesakitan terdengar dari serigala-serigala yang
terbakar. Nagata tidak memberi ampun kepada para serigala licik itu.
Selesai pertempuran, Nagata segera menuju ke atas bukit,
bergabung sengan seluruh panglima. Levo, Goros, lamia, Sikka, dan Mora
memandang Nagata dengan haru dan tersenyum mengisyaratkan hormat dan bahagia.
Ugi Agustono The Little
Dragon
Struktur Teks Cerita Fantasi
Adapun struktur teks cerita fantasi adalah sebagai
berikut.
Orientasi (Pembukaan):
yaitu dimana pengarang memberikan pengenalan tentang tema, penokohan, dan
sedikit alur cerita kepada para pembaca.
Konflik: bagian yang terjadi permasalahan dimulai
dari awal hingga menuju puncak masalah.
Resolusi: bagian ini merupakan
penyelesaian dari permasalahan atau konflik yang sedang terjadi. Resolusi
merupakan bagian penentu yang mengarah pada ending.
Koda (penutup): bagian ini
merupakan penutup cerita fantasi. Ending dibedakan menjadi 2, yakni happy
ending dan sad ending.
Struktur pada cerita fantasi terdiri atas tiga jenis yaitu :
Orientasi berisi tentang pengenalan latar, tokoh serta
konflik yang dapat dikembangkan dengan deskripsi latar, pengenalan tokoh, dan
pengenalan konflik.
Konplikasi berisi tentang hubungan sebab akibat
munculnya suatu permasalahan hingga masalah memuncak dimana komplikasi tersebut
dikembangkan dengan cara pengenalan
tokoh lain, mengubah latar, atau menembus kezaman yang berbeda.
Resolusi berisi tentang penyelesaian masalah dari
konflik yang terjadi dimana resolisu tersebut dikembangkan dengan cara lompatan
waktu, penggunaan sebab akibat yang unik serta dikembangkan dengan unsur
kejutan.
Ciri ciri Cerita Fantasi
Unsur-unsur dan ciri-ciri teks cerita fantasi terbagi 6 bagian. Penjelasan
singkatnya seperti berikut:
Ada keajaiban, kemisteriusan, dan keanehan
Cerita fantasi yang mengungkapkan hal-hal yang supranatural,
keghaiban, dan kemisteriusan yang tidak ditemui dalam dunia nyata.
Ide cerita
Ide cerita terbuka terhadap daya khayal
pengarang/penulis, tidak dibatasi oleh realitas yang ada atau kehidupan nyata.
Ide juga berupa irisan antara dunia nyata dan dunia khayal yang diciptakan oleh
penulis. Ide ceritanya terkadang bersifat sederhana namun mampu memberi pesan
yang menarik. Tema cerita fantasi adalah supranatural,
ghaib, atau futuristik.
Menggunakan berbagai latar (lintas ruang dan
waktu)
Alur dan latar cerita fantasi memiliki khas. Peristiwa
yang dialami oleh tokoh terjadi pada dua latar yaitu latar yang masih ada dalam
kehidupan sehari-hari dan latar yang tidak ada pada kehidupan sehari-hari. Rangkaian peritiwa cerita fantasi menggunakan berbagai latar
yang bisa menerobos dimensi ruang dan waktu.
Tokoh unik (mempunyai kesaktian)
Tokoh dalam cerita fantasi bisa diberi ciri yang unik
yang tidak ada dalam kehidupan dunia nyata. Tokoh yang memiliki
kesaktian-kesaktian.
Bersifat Fiksi
Cerita fantasi ini sifatnya fiktif, maksudnya bukan
kejadian nyata.
Bahasa
Penggunaan sinomin pada cerita dengan emosi yang kuat dan
variasi kata yang cukup menonjol. Bahasa yang digunakan sangat
beragam/variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan (bukan bahasa
formal).
Unsur-unsur Intrinsik Cerita Fantasi
Unsur intrinsik cerita fantasi terbagi menjadi 6 bagian,
yaitu Tema, Alur, Tokoh dan Penokohan, Latar, Sudut Pandang, dan Amanat. Unsur
intrinsik adalah unsur yang membangun suatu karya sastra di dalam karya sastra
itu sendiri.
Tema, yaitu ide yang paling mendasar yang menjadi
acuan untuk mengembangkan suatu cerita.
Alur, yaitu jalan atau alur cerita yang berupa
peristiwa-peristiwa yang tersusun dan saling berkaitan satu sama lain.
Tokoh dan penokohan, yaitu karekter dari pemeran atau
pelaku didalam suatu cerita.
Latar, yaitu tempat, waktu, serta suasana yang
menjadi latar belakang suatu cerita.
Sudut pandang, yaitu posisi pengarang dalam membawakan
suatu cerita.
Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan oleh
pegarang sebuah cerita didalam cerita dan penokohan.
Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Fantasi
Terdapat 6 ciri-ciri kebahasaan dalam cerita fantasi,
yaitu
1. penggunaan kata ganti dan nama orang sebagai sudut
pandang penceritaan. (contoh: aku,
mereka, dia, dikau, engkau, Quen, Angel Biru).
2. penggunaan kata yang mencerap panca indera dalam
diskripsi latar (tempat, waktu, dan suasana), contohnya dalam beberapa teks
berikut.
a. Latar tempat
Tiga pohon berjajar rapih berdiri dengan kokoh.
Sayap-sayap burung yang mulai mengepak, menggoyangkan daun-daun dalam dahan.
Hembusan angin yang tak biasa. Mengemparkan kota Zaitun di sore ini.
b. Latar suasana
Air mata pun jatuh di pipi Pangeran Xin. Sepucuk surat
dari Sang Nenek menjadi saksi
kepiluannya. Tawa canda pangeran sirna.
c. Latar Waktu
Pagi hari seperti biasa para agent mempersiapkan diri.
Matahari bersinar terang membawa hawa semangat. Kokok jago bersautan menyambut
hari telah datang.
3. Menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna
khusus.
Contoh: Monster itu bekaki empat. Langkah seribunya penuh
dengan keberanian. Semakin mendekat
semakin melawan.
4. Kata sambung penanda urutan waktu
Kata sambung urutan waktu itu, sementara itu, bersamaan
dengan itu, tiba-tiba, ketika, sebelum, dan sebagainya. Penggunaan kata sambung
uruan waktu untuk menandakan datangnya tokoh lain atau perubahan latar, baik
latar suasana, waktu, dan tempat.
Contoh:
1. Sebelum Alien itu datang langit mendung
2. Tiga tahun yang lalu, gunung itu memuntahkan lahar
dingin
3. Akhirnya, Raja Zahab berkuasa kembali di kerajaan
Saturnus.
5. Penggunaan kata/ungkapan keterkejutan.
Penggunaan kata/ungkapan keterkejutan berfungsi untuk
menggerakan cerita (memulai masalah).
Contoh:
1. Tiba-tiba pesawat tempur melepaskan tembakan
petamanya.
2. Ditengah pesta datanglah pereman-pereman itu.
3. Tanpa ku duga, Cermin Ajaib berpindah tempat.
4. Penggunaan dialog/kalimat langsung dalam cerita.
Contoh: “Berlarilah Natakoo! Monster itu mengejarmu.”
teriak ninja Kusuke dengan kecemasan. Natakoo pun berlari sekuat tenaganya.
Langkah-Langkah Menyusun Cerita Fantasi
Cerita fantasi dapat disusun dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut.
1. Memilih topik atau menjadi dasar penceritaan, yaitu
menentukan ide awal.
2. Mengumpulkan materi sebagai bahan uraian dengan melakukan
riset.
3. Menentukan pola pengembangan bahan uraian. Pengarang
dapat melakukan pembuatan detail-detail ide awal cerita.
4. Menyusun kerangka paragraf berupa gagasan dan gagasan
penjelas lainnya.
5. Mengembangkan kerangka paragraf menjadi kalimat yang
padu sehingga tersusun sebuah cerita.
Contoh Teks Cerita Fantasi
KEKUATAN EKOR BIRU NAGATA
Oleh Ugi Agustono
Kekuatan Ekor Biru Nagata
Seluruh Pasukan Nagata sudah siap hari itu. Nagata
membagi tugas kepada seluruh panglima dan pasukannya di titik-titik yang sudah
ditentukan. Seluruh binatang di Tana Modo tampak gagah dengan keyakinan di
dalam hati, mempertahankan milik mereka. Hari itu, sejarah besar Tana Modo akan
terukir di hati seluruh binatang. Mereka akan berjuang hingga titik darah
penghabisan untuk membela tanah air tercinta.
Contoh Cerita
Fantsi yang lain
Berlian
Tiga Warna
Oleh
Fanisa Miftah Riani
Minggu pukul
6 mereka semua masuk ke kamar Anika yang serba Biru. Di kamar Anika serasa ada
di langit. “Ayo kita buka kotak masing-masing sesuai dengan warna kesukaan.
Sekarang kita buka satu… dua… tiga!!!” “WAWWWWW,” lima detik kemudian mereka
terlempar di gerbang
sebuah kerajaan.
Mereka terkejut karena di hadapannya berdiri seorang ratu yang seluruh tubuhnya
dihiasi berlian.
“Selamat datang di negeri kami, peramal
kerajaan mengatakan bahwa akan datang tiga anak yang akan menyelamatkan putri
kami. Saya mempunyai anak yang bernama Candy. Ia tertidur sejak dua tahun yang
lalu dikarenakan ia memakai tiga kalung berlian sekaligus,” Setetes air mata
pun jatuh dari wajah Sang Ratu. “Tolong selamatkan puteriku,” “Ta…ta…tapi…”
Cika dan Tamika memprotes bersamaan karena mereka berdua membayangkan akan
bersenang-senang dalam petualangannya. “Cika, Tamika ayo kita tolong Puteri,
mereka sedang menghadapi masalah,” Anika mantap menjawab sambil menarik dengan
paksa kedua tangan sahabatnya yang masih ragu.
“Itu puteri
Candy,” Anika berlari menuju puteri tempat tidur Candy. Dengan ragu Tamika dan
Cika ikut mendekat. “Ayo kita ambil sesuai warna!” Anika menjelaskan. “Baik!”
Jawab
Tamika dan
Cika serempak. Setelah itu… “Hoooaaii…” Putri Candy menguap. Pelan-pelan
matanya terbuka.“Oh! Terima kasih ! Terima kasih ! Sebagai hadiahnya ambil
ini!” Ratu memeluk ketiga gadis itu lalu memberikan tas yang lumayan besar.
“Terimalah ini sebagai sebagai ungkapan terima kasih kami,” Ratu berucap penuh
haru. Dengan cepat Tamika dan Chika menyahut tas yang diberikan Ratu. Tapi
mereka berdua tidak kuat mengangkat tas besar itu.
“Waktu kita
tinggal 15 menit lagi kita harus segera pergi,” Anika berrteriak. “Tapi tas
berisi berlian ini tidak bisa kita bawa,” kata Tamika dan Chika hampir
bersamaan. “Tinggalkan saja tas itu yang penting kita harus keluar dari
kerajaan ini,” tegas Anita. Anika menarik kedua tangan sahabatnya untuk
menyatukan ketiga kotak berlian tiga warna. Dan buuumm…! Mereka terlempar
kembali ke atas tempat tidur Anika. “Gagal total petualangan kita karena kita
meninggalkan satu tas besar isi berlian itu,” Tamika berteriak ke arah Anika.
“Kamu menyia-nyiakan rejeki yang ada di depan
kita,” Chika menimpali dengan keras. Anika dengan tenang memegang kedua tangan
sahabatnya. “Kita tidak gagal dan kita tidak sia-sia. Kita telah berhasil
menolong orang dan menyelamatkan diri kita sendiri. Untuk apa setumpuk berlian
tapi riwayat kita tamat?” Anika menggenggam erat tangan sahabatnya. Tamika dan
Chika menyambut erat genggaman tangan Anika. Ketiga sahabat itu saling
merangkul.