Tuesday, November 11, 2014

DOLANAN ANAK JAWA TENGAH

 DOLANAN JAMURAN









Lelagon
Jamuran  yo gé … gé … thok .
Jamur apa ya gé … gé … thok.
Jamur gajih, mbrejijih sak ara-ara.
Sira mbadhé jamur apa ?

Wiraganipun
Laré-laré sami ngadeg kekantèn tepung gelang gegandhèngan asta , ingkang dados manggèn ing tengah-tengah . Dolanan dipun wiwiti kanthi tetembangan kalian mubeng menengen , Dumugi “sira mbadhé jamur apa” sami kèndel anggènipun mlampah. Ingkang dados kantun milih jamur  ingkang dipun remeni. Upaminipun jamur “Lot Kayu”  laré-laré sami cepengan utawi ngrangkul wit-witan utawi saka utawi sanèsipun. Ingkang dados nyobi nguwalaken saking cepengan punika, menawi saged uwal, ingkang uwal punika nggentosi dados, ananging menawi mboten saged uwal , dados malih. Tumunten dolanan dipun wangsuli saking ngajeng.

Katrangan
Jamur ingkang biasanipun dipun pilih :
  1. Jamur lot kayu
laré-laré sami cepengan utawi ngrangkul wit-witan utawi saka utawi sanèsipun. Ingkang dados nyobi nguwalaken saking cepengan punika, menawi saged uwal, ingkang uwal punika nggentosi dados, ananging menawi mboten saged uwal , dados malih. Tumunten dolanan dipun wangsuli saking ngajeng.
  1. Jamur tunggak kayu
Laré-laré sami ndhodhok kalian cepengan punapakémawon supados kiat. Ingkang dados nyobi njunjung, ingkang saged dipun junjung gentosan dados.
  1. Jamur lot uwong
Laré-lare sami pados kanca piyambak-piyambak kalih utawi tiga, rangkulan utawi cepengan bangkèkan kenceng. Ingkang dados nyobi nguwalaken , menawi saged ingkang uwal gentos dados. Menawi boten saged uwal, dados malih tumunten dolanan dipun wangsuli saking ngajeng.
  1. Jamur Emprit Mabur
Laré-laré sami mlajar pating slebar , ingkang dados ngoyak . ingkang dipunoyak ndhodhok, boten kénging ngantos kecepeng. Menawi dèrèng ndhodhok sampun saged kecepeng , ingkang kecepeng dados.
  1. Jamur emprit mencok
Laré-laré sami ndhodhok pating slebar (kosok wangsulipun jamur emprit mabur) ingkang dados usaha nyepeng . Menawi badhé dipun cepeng kedah ngadek/mlajar/mabur. Menawi dèrèng ngadeg saged kecepeng , ingkang kecepeng dados.

Fungsi Pembelajaran Puisi

Pembelajaran Membaca Puisi



a. Pembelajaran sastra di sekolah
Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting, dilihat dari fungsi membaca sendiri (Suyitno;1985. 37-38) untuk penyempurnaan teknik membaca, untuk penyempurnaan pemahaman isi bacaan, untuk mendapatkan pemahaman kosakata, untuk mendapatkan penumbuhan kesadaran untuk kepentingan membaca sebagai sarana mendapatkan informasi, dan untuk mendapatkan penumbuhan sikap suka mencari kesenangan, kenikmatan, dan kepuasan batin. Artinya dalam membaca ataupun menuliskarya sastra membutuhkan daya imajinasi sekaligus penalaran manusia.
Kenyataan saat ini bahwa guru  Bahasa Indonesia secara sepintas lalu umumnya hanya mengajarkan sastra secara teoritis, tidak apresiatif. Namun penulis disini juga tidak menghakimi sepenuhnya, bahwa dalam hal pembelajaran disekolah bukan kesalahan sepenuhnya terletak dari  guru mata pelajaran Bahasa Indonesia sendiri, namun beberapa faktor lain seperti kurikulum yang tidak memadai, tidak adanya soal pada Ujian Akhir Nasional dan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang menyinggung masalah pembelajaran sastra khususnya membaca puisi.
Disisilain karena guru ditargetkan untuk menyelesaikan kurikulum. Kemendiknas (2011:59) menyatakan penyajian pengajaran sastra hanya sekedar memenuhi tuntutan kurikulum, kering, kurang hidup, dan cenderung kurang mendapat tempat dihati siswa. Sehingga pembelajaran sastra hanya sekedar teoritis belaka, yang penting hanya tercapainya target saja. Adapun pembelajaran apresiasi sastra yang memerlukan wktu relative lama tidak dilakukan. Disamping alas an waktu, kemampuan apresiasi sastra sebagian guru bahasa dan sastra Indonesia yang memiliki kemampuan mengapresiasi sastra memadai sangatlah jarang .
Sejalan dengan itu aktivitas-aktivitas bersastra disekolah yang semestinya dilakukan oleh siswa pada hakikatnhya jarang sekali.Aktivitas seperti membaca, memahami, mendiskusikan, dan membicarakan sastra, menonton pentas teater/drama dan khususnya dalam bermain drama, menginterpretasi makna sastra, menuliskan hasil interpretasinya mencipta sastra dan membaca puisi khususnya dianggap tidak penting oleh guru. Yang sering terjadi adalah pembelajaran instan dengancara mengajak para siswa menjawab soal-soal lembar krja siswa (LKS). Selain itu soal-soal sastra alam UAN, UAS dan SPMB juga tidak apresiatif, yang hanya menanyakan soal teoritis saja.
Setelah dipaparkan beberapa permasalahan yang ada dalam pembelajara sastra maka guru sastra khususnya guru bahasa Indonesia yang menjadi aktor utama atau pemegang kunci. Sebab, bagaimana mungkin pembelajaran sastra akan berjalan apresiatif dan menarik minat siswa untuk mencintai sastra, jika gurunya sendiri tidak memiliki rasa cinta dengan sastra. Oleh karenanya guru juga di tuntut agar sekreatif mungkin dalam mengajar.
b. Fungsi sastra dan Pembelajaran sastra
Sastra sangat penting bagi siswa dalam upaya pengembangan rasa, cipta dan karsa. Fungsi utama sastra yaitu sebagai penghalus budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya, dan penyalur gagasan, imajinasi dan ekspresi secara kreatif dan konstruktif. Sastra akan dapat memperkaya pengalaman batin pembacanya. Sebagai karya imajinatif, Meeker (1972: 8) menyatakan, sastra merupakan konstruksi unsur-unsur pengalaman hidup, di dalamnya terdapat model-model hubungan-hubungan dengan alam dan sesama manusia, sehingga sastra dapat mempengaruhi tanggapan manusia terhadapnya.
Lazar (1993: 24) menjelaskan, bahwa fungsi sastra adalah: (1) sebagai alat untuk merangsang siswa dalam menggambarkan pengalaman, perasaan, dan pendapatnya; (2) sebagai alat untuk membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan intelektual dan emosionalnya dalam mempelajari bahasa; dan (3) sebagai alat untuk memberi stimulus dalam pemerolehan kemampuan berbahasa. Adapun fungsi pembelajaran sastra adalah: (1) memotivasi siswa dalam menyerap ekspresi bahasa; (2) alat simulatif dalam language acquisition; (3) media dalam memahami budaya masyarakat; (4) alat pengembangan kemampuan interpretative; dan (5) sarana untuk mendidik manusia seutuhnya (educating the whole person).
Frey (1974: 129) mengemukakan bahwa melalui pembelajaran sastra yang apresiatif diharapkan pembelajaran sastra dapat membentuk pengembangan imajinasi pada siswa. Sebagai contoh melalui membaca puisi siswa dapat mengetahui makna yg terdapat dalam diksi puisi, dapat membuat dan menikmati dan merasakan apa yang ada dalam puisi khususnya emosi dari pengarangny serta nilai-nilai  kearifan dalam kehidupan. Membaca puisi dengan tehnik tertentu bisa mengajak pendengar untuk merasakan apa yang kita baca.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sastra memiliki fungsi dan manfaat yang penting bag kehidupan. Dalam proses pembealajaran,sastra dapat dimanfaat oleh guru sebagai alat untuk meningkatkan kepekaan siswa terhadap nilai-nilai dari kearifan dalam mengahadapi kehidupan yang kompleks dan multidimensi. Dimana didalamnya termasuk realitas social, lingkungan hidup, kedamaian dan perpeahan, kejujuran dan kecurangan, cinta kasih dan kebencian, kesalihan dan kezhaliman, serta ketuhanan dan kemanusiaan.
Dengan demikian melalui pembelajaran apresiasi sastra yang apresiatif, diharapkan siswa mampu membentuk dirinya menjadi manusia yang seutuhnya yang dapat diterima eksistensinya dilingkungannya sehingga dapat hidup ditengah masyarakat dan terus berkarya demi mengisi kehidupan yang lebih bermakna.
c. Hakikat Puisi dan Membaca Puisi
Aminudin (2002), Hudson mengungkapkan bahwa puisi merupakan salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, dimana kata-kata yang digunakan tentunya bersifat kiasan. Luxemburg,et:1987) mengungkapkan bahwa puisis merupakan pengungkapan perasaan. Jadi puisis merupakan sebuah karya sastra yang mengungkapkan perasaan dimana didalamnya terdapat imajanasi yang berbentuk kata-kata yang bersifat kiasan. Sementara itu dalam puisi juga terdapat unsur-unsur estetika (keindahan), misalnya gaya bahasa dan komposisinya, misalnya persajakan, diksi (pilihan kata), irama, dan gaya bahasa. Gaya bahasa meliputi semua pengunaan bahasa secara khusus untuk mendapatkan efek tertentu yakni efek estetika atau aspek kepuitisan.
Ketika seseorang ingin mengetahui efek estetika atau aspek kepuitisan yang ada dalam sebuah puisi pastinya sesorang harus memahami sebuah karya sastra itu. Caranya adalah dengan kegiatan membaca. Jadi dalam upaya pemahaman unsure-unsur yang terdapat dalam suatu cipta sastra khususnya puisi hendaknya seorang apresiator dapat memahami hakikat membaca. Dalam teori membaca Todorov, member batasan dalam kegiatan membaca suatu cipta sastra, diantaranya : 1) proyeksi, 2) komentar, dan 3) puitika.
Dalam tahap proyeksi, kegiatan pembaca adalah memahami unsur-unsur di luar teks, tetapi yang secara kongruen atau secara laras dan bersama-sama menunjang kehadiran teks. Unsur-unsur itu meliputi kehidupan pengarang, kehidupan sosial masyarakat, yang melatari kehidupan teks sastra serta system konvensi yang dianuti pengarangnya. Dalam tahap komentar, seorang pembaca memahami isi paparan teks
yang terbatas pada bentuk paparan yang “tersisa” dari jangkauan pemahaman pembaca. Oleh karena itu, ada tiga tahap kegiatan yang terdapat dalam komentar, yakni:
1) Eksplikasi, yakni menguraikan isi paparan yang belum dipahami dengan jalan menghubungkannya dengan isi bagian paparan lain yang sudah dipahami.
2) Elusidasi, yakni menerangkan secara jelas hasil uraian isi paparan yang belum dipahami dalam kaitannya dengan bagian isi paparan yang lainnya ssecara umum.
3) Précis, yakni meringkas uraian panjang lebar tentang isi paparan yang belum dipahami sesuai dengan ketepatan dan keselarasannya dengan isi dalam bagian lain dari teks itu sendiri. Kegiatan terakhir adalah paraphrase.
Pada tahap puitika, pembaca harus berusaha memahami kaidah-kaidah abstrak yang secara instrinsik terdapat dalam teks sastra itu sendiri. Dalam hal ini, kaidah abstrak tersebut dapat dipahami melalui dua tahap kegiatan, antara lain, 1) inter-pretasi, dan 2) deskripsi. Interpretasi terhadap makna dalam teks sastra dalam hal ini harus bertolak dari realitas yang ada dalam teks sastra itu sendiri.
Tahap kedua adalah deskripsi. Meskipun deskripsi itu tampak terlalu ilmiah untuk mengkaji ragam seni, tetapi menurut Todorov, isitilah tersebut memiliki nuansa arti sendiri. Bila dalam metode deskriptif adalah metode yang bertujuan memberikan perolehan realitas yang diteliti apa adanya, maka tahap pendeskripsian makna dalam teks sastra diharapkan sepenuhnya bertolak dari makna yang terkandung dalam teks sastra itu sendiri.
d. Pembelajaran Membaca Puisi
Dalam pembelajaran membaca puisi hal yang perlu diperhatikan adalah siswa, sasaran, metode dan evaluasi. Setelah persiapan pembelajaran dilakukan, dilaksanakan pembelajaran keterampilan membaca puisi dengan menggunakan metode belanja video. Dimana tehnik awalnya kegiatan siswa menaksikan video, belanja video, mendiskusijan video, dan menerapkan tehnik membacakan puisi sesuai dengan video yang sudah dipilih atau dibeli siswa. Penulis menggunakan metode ini agar dapat menstimuli siswa dalam berimajinasi untuk mengembangkan dan teknik membaca puisi dengan jenis berbeda serta menciptakan puisi atau dalam hal menulis puisi.
Dalam langkar pra membaca siswa diajak memahami puisi yang akan dibacakan dengan membicarakan kosakata yang dianggap sukar bagi siswa. Kemudian dilanjutkan dengan membari tanda jeda pada baris-baris puisi guna mengatur pernafasan.  Ketika siswa menyaksiskan video pembacaan puisi tidak lupa mendiskusikan apa yang sudah siswa saksikan. Pada tahap pasca membaca siswa dapat menerapkan keterampilannya dengan pembacaan puisi yang lain atau dengan aspek-aspek yang dipelajari dalam membaca puisi.
e. Teknik Pembelajaran Membaca Puisi
Teknik yang digunakan dalam pembelajaran membaca puisi kali ini menggunakan pendekatan structural atau disebut dengan membacakan puisi terpapar. Dimana teknik pebelajaran membaca puisi ini dilakukan secara berkesinambungan. Adapun tehnik pembelajaran membacakan puisi terpapar sebagai berikut :
Pendekatan Struktual
Sebelum melakukan pendekatan ini, siswa diharuskan untuk mencari puisi yang akan dibacakan. Siswa boleh memilih satu puisi dari berbagai macam sumber.
a.  Membaca berulang-ulang
Tahap ini merupakan tahap mengenali bentuk puisi. Dengan membaca berulang-ulang, akan diketahui bentuk puisi berikut makna yang hendak disam-paikan penyair. Tipografi puisi dapat digali hingga menemukan maksud penyair.
b.   Memberinya jeda
Setelah memahami bentuknya, berilah tanda jeda agar memperoleh rima yang enak didengar saat membacakan puisi nanti. Tanda jeda (/) diletakkan di antara kata yang hendak dipisah pelafalannya. Harapanya, dengan pemberian tanda jeda, dapat mempermudah untuk menyampaikan isi dari puisi kepada pendengar (penonton). Dengan pemenggalan tanda yang tepat, setidaknya makna yang disampaikan lebih baik.
c.  Mencari alur
Setiap karya sastra yang baik, tentu memiliki alur cerita yang ditandai dengan puncak alur sebagai konflik. Dalam puisi, penulis melihat adanya puncak konflik itu. Dengan menemukan alur, puisi dapat dibacakan secara tepat. Pembaca puisi harus bisa membedakan suara ketika sedang membaca-kan bait-bait yang merupakan penciptaan konflik, konflik, hingga penyelesaian konflik. Dengan demikian, siswa akan mengetahui bait-bait mana yang harus dibacakan secara maksimal.
d. Memahami makna secara intensif
Setelah melakukan tahapan di atas, tahapan terakhir adalah tahapan yang memerlukan waktu cukup lama untuk menafsirkan kembali makna puisi. Penafsiran ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Proses perenungan ba-banyak terjadi di sini. Tidak cukup 10-20 menit untuk mencari “nyawa” dari puisi yang dipilih, melainkan bisa memakan waktu 2-3 hari. Pada awal tahap ini harus dilakukan secara serius, kemudian boleh dilakukan di sela-sela aktivitas sehari-hari, misal sambil makan.
Bentuk dan Gaya Baca Puisi
Kegitan ini dilakukkan proses : 1) pelafalan, 2) penentuan kualitas bunyi: tinggi-rendah, keras-lunak, 3) tempo, dan 4) irama. Selain keempat aspek tersebut, membaca secara lisan juga melibatkan aspek tubuh, pembaca juga harus mampu menata gerak mimik atau facial expression, gerak bagian-bagian tubuh atau gesture, maupun penataan posisi tubuh atau posture. Juga, eye contact sebagai salah satu upa-ya menciptakan hubungan batin dengan pendengarnya juga harus diperhatikan.
Ciri khas dari bentuk dan gaya baca puisi ini adalah diperkenankannya pembaca membawa teks puisi. Adapun posisi dalam bentuk dan gaya baca puisi ini dapat dilakukan dengan (1) berdiri, (2) duduk, dan (3) berdiri, duduk, dan bergerak.
Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi berdiri, maka pesan puisi disampaikan melalui gerakan badan, kepala, wajah, dan tangan. Intonasi baca seperti keras lemah, cepat lambat, tinggi rendah dilakukan dengan cara sederhana. Bentuk dan gaya baca puisi ini relatif mudah dilakukan.
Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca dengan posisi duduk, maka pesan puisi disampaikan melalui (1) gerakan-gerakan kepala: mengenadah, menunduk menoleh, (2) gerakan raut wajah: mengerutkan dahi, mengangkat alis, (3) gerakan mata: membelakak, meredup, memejam, (4) gerakan bibir: ter-senyum, mengatup, melongo, dan (5) gerakan tangan, bahu, dan badan, dilakukan seperlunya. Sedangkan intonasi baca dilakukan dengan cara (1) membaca dengan keras kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat kata-kata tertentu, dan (3) membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.
Jika pembaca memilih bentuk dan gaya baca puisi duduk, berdiri, dan bergerak, maka yang harus dilakukan pada posisi duduk adalah (1) memilih sikap duduk dengan santai, (2) arah dan pandangan mata dilakukan secara bervariasi, dan (3) melakukan gerakan tangan dilakuakan dengan seperlunya. Sedang yang dilakukan pada saat berdiri adalah (1) mengambil sikap santai, (2) gerakan tangan, gerakan bahu, dan posisi berdiri dilakukan dengan bebas, dan (3) ekspresi wajah: kerutan dahi, gerakan mata, senyuman dilakukan dengan wajar. Yang dilakukan pada saat bergerak adalah (1) melakukan dengan tenang dan terkendali, dan (2) menghindari gerakan-gerakan yang berlebihan. Intonasi baca dilakukan dengan cara (1) membaca dengan keras kata-kata tertentu, (2) membaca dengan lambat kata-kata tertentu, dan (3) membaca dengan nada tinggi kata-kata tertentu.
f. Media Pembelajaran
Media pembelajran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Media pembelajaran selalu terdiri atas 2 unsur penting, yaitu unsur peralatan (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (software). Perangkat keras adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut. Sedangkan perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa.
Dalam proses belajar-mengajar, media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan pembelajaran, ketidakjelasan bahan yang disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan pembelajaran dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mu-dah mencerna bahan pembelajaran daripada tanpa menggunakan media.
Hal yang harus dipertimbangkan dalam menggunakan media adalah tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran yang berupa kompetensi dasar tertentu dalam kurikulum harus dijadikan dasar penggunaan media pembelajaran. Nana Sudjana (dalam Syiful Bahhri Djamarah dan Aswan Zain, 2006:155) menyatakan beberapa fungsi media pembelajaran. Fungsi media pembelajaran tersebut antara lain: 1) meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir, sehingga dapat mengurangi verbalisme, 2) meletakkan dasar untuk perkembangan belajar sehingga hasil belajar bertambah mantap, 3) memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa, 4) memberikan pengalaman yang tidak mudah dengan cara lain, 5) bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga siswa akan lebih paham dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran dengan baik.
Sementara itu, Harjanto (2006:237) mengelompokkan media pembelajaran menjadi empat jenis, yaitu: 1) media grafis atau media dua dimensi, seperti gambar, foto, grafik, bagan, poster, kartun, komik, dll., 2) media tiga dimensi, yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, dll., 3) media proyeksi seperti slide, filmstrip, film, OHP, video klip dll., dan 4) lingkungan.
Ketika seorang guru menggunakan media dalam pembelajarannya sebagai alat bantu dalam proses mengajar, harus didasarkan pada criteria objek. Sebab penggunaan media pembelajaran tidak sekedar menampilkan program pengajaran didalam kelas, tetpai juga mempertimbangkan tujuan pebelajaran,, strategi yang digunakan, termasuk bahan pembelajarannya.
Lagkah-langkah dari metode belanja video
1. Siswa mengamati cuplikan tayangan video yang telah disediakan oleh guru. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok
2. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi dan menjelaskan tehnik membaca puisi
3. Guru menyiapkan keranjang (sejumlah 4 buah tergantung jumlah kelompok), replika uang, replika keeping cd. Replika uang dan keranjang dibagikan kepada masing-masing kelompok. Kemudian guru memanggil ketua dari masing-masing kelompok untuk berbelanja kepingan cd yg sudh disusun rapi di depan kelas.
4. Setelah masing-masing kelompok selesai berbelanja, guru membagikan lembarakan kertas yang berisi naskah puisi.
5. Siswa dan guru menyaksikan cuplikan masing-masing video yang dipilik. Kemudian berdiskusi dan menand kata-kata yang dianggap sulit ketika dibaca, menandai penjedaan, mendeskripsikan gerakan yang sesuai dengan makna puisi dan memahami maksud isi puisi
6. Guru memberikan siswa kesempatan 15 menin untuk memahami maksud dari puisi yang akan dibaca siswa.
7. Masing-masing kelompok maju satu persatu untuk membacakan puisi dengan menggunakan irama, volume, mimik dan kinestik sesuai dengan isi puisi
8. Guru melakukan refleksi dengan cara memberikan kesempatan siswa bertanyajawab menenai materi membaca puisi
9. Sebelum menutup kesiatan guru bersama siswa menyimpulkan darihasil kegiatan yang dilakukan dan materi yang dipelajari hari ini
C. KESIMPULAN
Pembelajaran keterampilan berbicara merupakan salah satu kompetensi yang wajib dalam kurikulum BahasaIndonesia. Melalu pembelajaran membaca puisi siswa dilatih agar peka terhadap kehidupan yang terjadi dimasyarakat, berlatih meningkatkan kepercayaan diri dan melatih siswa dalam memperbanyak kosakata dari segi kebahasaannya.
Jadi pembelajaran apresiasi sastra khususnya membaca puisi tidak seharusnya dihindari oleh para guru, meskipun dpada kenyataannya soal dalam tes UN dan SPMB tidak ada, pada akhirnya siswa juga harus memiliki kepekan moral mengenai kehidupan disekitarnya. Diaharapkan dengan fenomena permsalah yang sudah dipaparkan diatas metode belanja video bisa membatu para guru dalam mencari alternatif. Sehingga guru juga mengetahui bahwa prosedur dalam memilih dan memilah bahan ajar bagi siswa haruslak selktif atau tidak manasuka.

Sunday, October 5, 2014

LATIHAN SOAL CERITA FABEL

Ini pengenalan beberapa contoh soal kelas 8 kurikulum 2013



Bacalah Teks cerita berikut !
   
     Di suatu hutan yang rindang, hidup berbagai binatang buas dan jinak. Ada kelinci, burung,kucing, capung, kupu-kupu dan yang lainnya. Pada suatu hari, hutan dilanda badai yang sangat dahsyat. Angin bertiup sangat kencang, menerpa pohon dan daun-daun. Kraak! terdengar bunyi dahan-dahan berpatahan. Banyak hewan yang tidak dapat menyelamatkan dirinya, kecuali si semut yang berlindung di dalam tanah. Badai baru berhenti ketika pagi menjelang. Matahari kembali bersinar hangatnya.
Tiba-tiba dari dalam tanah muncul seekor semut. Si semut terlindung dari badai karena ia bisa masuk ke sarangnya di dalam tanah. Ketika sedang berjalan, ia melihat seekor kepompong yang tergeletak di dahan daun yang patah. Si semut bergumam, “Hmm, alangkah tidak enaknya menjadi kepompong, terkurung dan tidak bisa kemana-mana”. “Menjadi kepompong memang memalukan!”. “Coba lihat aku, bisa pergi ke mana saja ku mau”, ejek semut pada kepompong. Semut terus mengulang perkataannya pada setiap hewan yang berhasil ditemuinya.
Beberapa hari kemudian, semut berjalan di jalan yang berlumpur. Ia tidak menyadari kalau lumpur yang diinjaknya bisa menghisap dirinya semakin dalam. “Aduh, sulit sekali berjalan di tempat becek seperti ini,” keluh semut. Semakin lama, si semut semakin tenggelam dalam lumpur. “Tolong! tolong,” teriak si semut.”Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?” Si semut terheran mendengar suara itu. Ia memandang kesekelilingnya mencari sumber suara. Dilihatnya seekor kupu-kupu yang indah terbang mendekatinya. “Hai, semut aku adalah kepompong yang dahulu engkau ejek. Sekarang aku sudah menjadi kupu-kupu. Aku bisa pergi ke mana saja dengan sayapku. Lihat! sekarang kau tidak bisa berjalan di lumpur itu kan?” “Yah, aku sadar. Aku mohon maaf karena telah mengejekmu. Maukah kau menolongku sekarang?” kata si semut pada kupu-kupu.
Akhirnya kupu-kupu menolong semut yang terjebak dalam lumpur penghisap. Tidak berapa lama, semut terbebas dari lumpur penghisap tersebut. Setelah terbebas, semut mengucapkan terima kasih pada kupu-kupu. “Tidak apa-apa, memang sudah kewajiban kita untuk menolong yang sedang kesusahan bukan?, karenanya kamu jangan mengejek hewan lain lagi ya?” Karena setiap makhluk pasti diberikan kelebihan dan kekurangan oleh yang Maha Pencipta. Sejak saat itu, semut dan kepompong menjadi sahabat karib.

Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih jawaban yang paling tepat !
1.  Kutipan dongeng tersebut termasuk jenis ….
a. Teks cerita fabel fabel
b. Teks cerita fabel farabel
c. Teks cerita fabel mite
d. Teks cerita fabel legenda

2.  Pada kutipan teks di atas banyak dahan yang patah, karena ….
a. sudah tua dan kering
       b. terlalu rimbun daunnya
       c. ditiup angin yang sangat kencang
       d. kekurangan air dan kering

3.  Badai yang amat dahsyat pada teks cerita fabel di atas banyak hewan banyak hewan  yang tidak bisa menyelamatkan diri. namun semut dapat selamat karena ….
a. semut masuk ke sarangnya dalam tanah
       b. badan semut sangat kecil dan ringat
       c. semut berpegangan sangat kuat
       d. semut banyak temannya sehingga dapat saling menolong.

4.  Ketika semut sedang berjalan, ia melihat seekor kepompong yang tergeletak di dahan daun yang patah, apa yang dilakukannya ?
       a. semut segera menolong kepompong yang jatuh.
       b. memberikan banyak nasehat kepada kepompong
       c. mengejeknya
       d. memanggil teman-temannya untuk melihat kepompong yang terkurung dan jatuh.

5.  Apa yang dikatakan semut kepada setiap hewan yang berhasil ditemuinya ?
       a. Menjadi kepompong memang memalukan!
b. menjadi kepompong sangat senang karena dapat terbang ke mana-mana.
       c. lihat itu kepompong mempunyai sayap yang sangat indah.
       d. lihat itu kepompong yang sombong

6. Watak semut dalam cerita di atas merupakan gambaran ….
       a. Orang yang bijjaksana
       b. Orang yang suka menolong
       c. Orang yang sombong
       d. Orang yang cerdas dan rendah hati

7.   Pada teks cerita fabel Semut dan kepompong; semut berteriak minta tolong karena….
       a. takut pada kupu-kupu
       b. Semakin lama, si semut semakin tenggelam dalam lumpur. 
       c. semut kelelahan berjalan-jalan
       d. ada angin bertiup sangat kencang

8.  Watak kupu-kupu / kepompong dalam cerita “Semut dan Kepompong”  merupakan gambaran ….
a. Orang yang berhati mulia
       b. Orang yang cungkak
       c. Orang yang sombong
       d. Orang yang dengki dan pendendam

9.  Pada teks cerita fabel, bagian cerita yang menggambarkan kehidupan awal tokoh dengan lingkungannya disebut ….
a. Orientasi
       b. komplikasi
       c. resolusi
       d. reorientasi

10. Pada teks cerita fabel, bagian cerita yang menggambarkan tokoh terlibat dalam masalah disebut …
a. koda
       b. orientasi
       c. komplikasi
       d. resolusi

11. Akhirnya mereka tiba di kediaman sang kancil. sengaja kancil berbuat bodoh, sehingga keadaan itu jadi tenang. “Cobalah, bagaimana keadaan semula.” Pinta kancil. Lalu mereka kembali ke tempat semula. Harimau kembali masuk ke tempat ia terperangkap tadi. Setelah tertutup pintu perangkap, kancil mengerahkan seluruh penghuni hutan.
       Kutipan tersebut merupakan struktur teks fabel bagian ….
a. komplikasi
b. orientasi
c. resolusi
d. koda

12.  “Hai seluruh penghuni hutan ! Inilah balasan orang yang tak tahu membalas budi. Ayo kita bunuh ramai-ramai si pembohong besar ini.” Ajak kancil. Mereka beramai-ramai membunuh harimau yang tak tahu balas budi itu. Laki-laki itupun kembali ke rumah dengan selamat berkat kecerdikan kancil.
     Kutipan tersebut merupakan struktur teks fabel bagian ….
a.  orientasi
       b.  komplikasi
       c.  resolusi
       d.  koda

13.Ular itu merintih kesakitan karena tertindah batu yang sangat besar. ia bersaha untuk melepaskan diri dari himpitan, tetapi batu itu semakin kuat menindihnya.
Kutipan tersebut merupakan struktur teks fabel bagian ….
a.  Orientasi
b.  komplikasi
c.  resolusi
d.  koda

14.  Kata kerja aktif tak transitik terdapat pada kalimat ….
a.  Harimau terperangkap di tengah hutan 
b.  Kancil mengajak harimau ke tempat semula.
c.  Penghuni hutan itu membunuh harimau karena serakah.
d.Harimau menerkam kaki manusia itu.

15. Kata kerja transitif terdapat pada kalimat ….
a.  Kepompong tergeletak pada dahan yang patah.
b.  Semut menghina kepompong karena tidak bisa ke mana-mana.
c.  Semut dapat selamat karena masuk ke sarangnya.
d.  Semut berterima kasih kepada kepompong karena dirinya telah diselamatkan.

16.  Kalimat yang menggunakan keterangan waktu adalah ….
a.  Harimau itu berjalan dengan congkaknya.
b.  Ia tersesat di tengah hutan sejak kemarin
c.  Akhirnya harimau itu bisa lepas dari jebakan.
d.  Harimau itu terperangkap di tengah hutan

17.  Pada suatu hari ketika kancil sedang mandi di tepi sungai, kakinya digigit oleh buaya. lalu kancil kerkata,”Hai buaya, salah kamu, bukan kakiku yang kau gigit tapi sebatang kayu yang mengapung.” sambil mencocokan sebatang kayu dan berkata ,”Inilah kakiku.” Lalu buaya itu melepaskan kakinya dan menggigit dahan kayu iti. Segera kancil melompat jauh ke darat sambil menertawakan buaya.
Pernyataan yang sesuai dengan isi teks cerita fabel tersebut adalah ….
a.  buaya lebih cerdik dan lebih kuat dari kancil
b.  Kancil lebih kuat dan lebih cerdik dari buaya
c.  Buaya dan kancil sama kuat dan sama cerdiknya
d.  Kancil lebih cerdik dari buaya meskipun kecil dan lemah.

18.  Struktur teks biografi yang benar adalah ….
a.  reorientasi – peristiwa dan masalah – orientasi – koda
b.  orientasi – peristiwa dan masalah – resolusi
c.  orientasi – peristiwa dan masalah – resolusi – koda
d.  orientasi – peristiwa dan masalah – reorientasi

19.  Sebagai pahlawan yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia, semangat dan jasa Ki Hajar Dewantara sepantasnya dikenang dan tidak dilupakan.
 Kutipantersebut merupakan struktur teks bagian ….
a.  Orientasi
b.  Peristiwa dan masalah
c.  Reorientasi
d.  Koda

20. Kapan Ki Kajar Dewantara mendirikan Indisshe Partej ?
a.  2 Mei 1889
b.  3 Juli 1922
c.  25 Desember 1912
d.  28 November 1959

21.  Ki Hajar Dewantara tidak melanjutkan sekolah di STOVIA karena …
a.  kekurangan biaya
       b.  menderita sakit
       c.  ditinggal oleh keua orang tuanya
       d.  ingin mendirikan organisasi politik.


22.  Indische Partej dilarang oleh Belanda karena ….
a.  membangkitkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air.
b.  meringankan beban hidup rakyat
c.  tidak minta ijin Belanda
d.  meresahkan rakyat

23.  Sifat yang perlu diteladani dari Ki Hajar Dewantoro adalah ….
a.  ia tidak melanjutkan sekolah
b.  ia melanjutkan sekolah ke STOVIA
c.  ia berusaha keras membangkitkan cinta tanah air bagi rakyat
d.  ia lahir dari keluarga kraton Jogyakarta.

24.  Pengangkatan dan pemberhentian raja atau patih ditentukan oleh Belanda. Hamengkubuwono II yang  anti Belanda diturunkan dari tahta. Akibatnya dikraton terdapat dua golongan yang pro dan anti-Belanda.
        Kutipan tersebut termasuk teks biografi bagian ….
a.  orientasi
b.  reorientasi
c.  peristiwa
d.  masalah

25.  Keistimewaan Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh dan inspirator adalah
a.  Ki Hajar Dewantara dibuang ke Bangka.
b.  Hajar Dewantara dibuang ke Belanda
c.  Hajar Dewantara tetap melanjutkan perjuangan meski selalu diimidasi Belanda.
d.  Hajar Dewantara mendirikan partai polotik

26.  Komite Bumiputra ditolak Belanda dan Ki Hajar Dewantara dibuang ke Bangka  
       karena ….
a.  bertentangan dengan ajaran agama
b.  menarik uang rakyat
c.  membahayakan kedudukan Belanda di Indonesia
d.  merusak persatuan bangsa

27.  (1) Tidak boleh merokok di sekolah
       (2) Jangan kau ulangi lagi perbuatan jahatmu itu.
       (3) Hargailah pendapat orang lain
       (4) Tidak boleh berprasangka buruk pada orang lain
       Kalimat perintah ditandai dengan nomor :
a.  (1)
        b.  (2)
        c.  (3)
        d.  (4)

28.  (1) Hiduplah dengan wajar.
       (2) Jangan suka mengada-ada
       (3) Bertemanlah dengan siapa saja
       (4) Jangan membeda-bedakan teman
        Yang termasuk kalimat larangan adalah kalimat nomor ….
        a. 1 dan 3                                                 
b. 2 dan 4
c. 1 dan 2
d. 3 dan 4

29. Kesalahan penggunaan kata sambung terdapat pada kalimat….
a.  Ia telah selalu berjuang untuk bangsa Indonesia
b.  Ketika masih kecil ia tinggal bersama neneknya di keraton Cirebon.
c.  Sekembalinya dari Belanda, ia dan dua temannya mendirikan sekolah di  
     Jogyakarta
d.  Beliau terus memimpin pasukan meskipun harus ditandu karena sakit.

30. Kesalahan penggunaan huruf kapital terdapat pada kalimat ….
        a. Berkat tangan-tangannya yang kuat dan berisi Mbah Rono berhasil  
            memperoleh medali emas.
        b. Ki Hajar Dewantara aktif dalam organisasi sosial politik.
        c. Ia lahir di yogyakarta 2 mei 1889.
        d. Beliau pun pernah menjadi wartawan di Yogyakarta.


31. Nama, tempat lahir, nama orang tua,dan saudara tokoh dalam teks biografi ditulis 
      pada bagian ....
a.  peristiwa
b.  masalah
c.  reorientasi
d.  orientasi

32. Liku-liku kehidupan tokoh pada teks biografi ditulis pada bagian ....
a.  reorientasi
b.  orientasi
c.  peristiwa
d.  masalah

33. Pertentangan terbuka antara Diponegoro Smissaert terjadi juga. Smissaert merencanakan membuat jalan yang melewati tanah milik Diponegoro. Pancang-pancang sudah ditanam, sedang pemilik tanah tidak diberi tahu. Hati Diponegoro bagai disambar petir mengetahui rencana busuk Belanda itu. Diponegoro menyusuh pembantunya mencabut pancang-pancang itu. Sementara itu tersebar berita bahwa Belanda akan menyerang Tegalrejo. Penduduk Tegalrejo yang bersimpati terhadap Diponegoro bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan
            Kutipan tersebut termasuk kutipan teks biografi bagian....
a.  peristiwa
b.  masalah
 c. orientasi
d.  reorientasi

34.  Kata rujukan terdapat pada kalimat ....
 a.  Dengan semangat juang yang tinggi Tineke berlari sampai finis.
 b.  Raden Ajeng Kartini berusaha memperjuangkan hak-hak kaumnya.
c.  Melihat keseweang-wenangan Belanda, Patimura langsung angkat senjata
d. Teuku Umar gugur dalam pertempuran besar di aceh

35.  (1) Pangeran Diponegoro adalah Putera Sultan Hamengkubuwono III, Lahir 11 
            November 1785.
(2) Waktu masih kecil Diponegoro bernamaRaden Mas Ontowiryo.
(3) Sejak kecil ia diasuh neneknya, Ratu Ageng, Permaisuri Hamengkubuwono I,  
      pendiri kerajaan Yogyakarta.
(4)  Berkat asuhan neneknya itu, Diponegoro tumbuh menjadi orang yang alim,  
      sederhana dan dekat dengan rakyat.

      Kalimat yang menunjukkan bahwa Diponegoro adalah keturunan raja terdapat pada 
      kalimat nomor ....
a.  (1)
b.  (2)
c.  (3)
d. (4)

36.  (1) Pangeran Diponegoro adalah Putera Sultan Hamengkubuwono III, Lahir 11 
            November 1785.
(2) Waktu masih kecil Diponegoro bernamaRaden Mas Ontowiryo.
(3) Sejak kecil ia diasuh neneknya, Ratu Ageng, Permaisuri Hamengkubuwono I, 
      pendiri kerajaan Yogyakarta.
(4) Berkat asuhan neneknya itu, Diponegoro tumbuh menjadi orang yang alim, 
     sederhana dan dekat dengan rakyat.

Kata rujukan terdapat pada kalimat nomor ....
a.  (1)
b.  (2)
c.  (3)
d. (4)

37. Contoh Konjungsi intrakalimat adalah ....
a.  serta, tetapi, tidak hanya
b.  tetapi, meskipun demikian, oleh karena itu
c.  dan, serta, akan tetapi
d.  meskipun demikian, akan tetapi, oleh karena itu

38.  Kalimat yang mengandung kata hubung (konjungsi) antaarkalimat adalah ....
a.  Ki Hajar Dewantara berasal dari lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Meskipun demikian, ia sangat sederhana dan ingin dekat dengan rakyatnya.
b.  Ki Hajar Dewantara dan dua orang temannya dibuang ke negara Belanda.
c.  Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam, dan patriotik
d.  Ki Hajar Dewantara dianggap sebagai tokoh dan pahlawan pendidikan.

39. Ki Hajar Dewantara tidak hanya ditangkap tetapi juga dibuang ke negara Belanda.

        Kalimat tersebut mengandung konjungsi ....
a.  antarkalimat.
b.  antarkalimat penggabungan
c.  intrakalimat koordinatif
d.  intrakalimat korelatif
 
40. Baik laki-laki maupun perempuan mempunyai hak yang sama.
       Kalimat tersebut mengandung kata hubung ....
       a.  koordinatif
       b. subuodinatif
       c.  korelatif
       d. substantif