Sunday, February 26, 2012

PUISI

PUISI
Definisi puisi, Ciri Puisi – Apakah Anda adalah salah satu orang yang hobby membuat puisi? baik itu puisi Cinta, puisi cinta romantis, puisi cinta patah hati, puisi persahabatan, puisi kemerdekaan, puisi pendidikan dan berbagai jenis puisi lainnya. Dalam menyusun atau membuat sebuah puisi tentunya Anda tidak hanya sekedar mengarang kata-kata indah, akan tetapi, agar supaya karangan Anda tersebut dibilang puisi, maka haruslah memenuhi syarat atau ciri-ciri puisi.
Puisi dapat  didefinisikan sebagai seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawaa oraang lain kedaalam keaadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala ‘keanehan’ yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
Didalam puisi juga biasa di sisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar.
Dibeberapa daerah di Indonesia puisi (ouisi lama) juga sering di nyanyikan dalam bentuk pantun. mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
Dan inilah beberapa ciri-ciri puisi yang harus Anda ketahui
Ciri-ciri Puisi Lama:
1. Anonim (pengarangnya tidak diketahui)
2. Terikat jumlah baris, rima, dan irama
3. Merupakan kesusastraan lisan
4. Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise
5. Isinya fantastis dan istanasentris
Ciri-ciri Puisi Baru:
1. Pengarangnya diketahui
2. Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama
3. Berkembang secara lisan dan tertulis
4. Gaya bahasanya dinamis (berubah-ubah)
5. Isinya tentang kehidupan pada umumnya
Jika Anda sudah mengetahui lebih jelas tentang puisi dan ciri-ciri puisi, maka untuk kedepannya puisi-puisi yang Anda buat akan lebih menyentuh dan banyak diminati pembaca. Semoga bermanfaat
 Unsur-unsur Puisi
Berikut ini merupakan beberapa pendapat mengenai unsur-unsur puisi.
(1)   Richards (dalam Tarigan, 1986) mengatakan bahwa unsur puisi terdiri dari (1) hakikat puisi yang melipuiti tema (sense), rasa (feeling), amanat (intention), nada (tone), serta (2) metode puisi yang meliputi diksi, imajeri, kata nyata, majas, ritme, dan rima.
(2)   Waluyo (1987) yang mengatakan bahwa dalam puisi terdapat struktur fisik atau yang disebut pula sebagai struktur kebahasaan dan struktur batin puisi yang berupa ungkapan batin pengarang.
(3)   Altenberg dan Lewis (dalam Badrun, 1989:6), meskipun tidak menyatakan secara jelas tentang unsur-unsur puisi, namun dari outline buku mereka bisa dilihat adanya (1) sifat puisi, (2) bahasa puisi: diksi, imajeri, bahasa kiasan, sarana retorika, (3) bentuk: nilai bunyi, verifikasi, bentuk, dan makna, (4) isi: narasi, emosi, dan tema.
(4)   Dick Hartoko (dalam Waluyo, 1987:27) menyebut adanya unsur penting dalam puisi, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur sintaksis puisi. Unsur tematik puisi lebih menunjuk ke arah struktur batin puisi, unsur sintaksis menunjuk ke arah struktur fisik puisi.
(5)   Meyer menyebutkan unsur puisi meliputi (1) diksi, (2) imajeri, (3) bahasa kiasan, (4) simbol, (5) bunyi, (6) ritme, (7) bentuk (Badrun, 1989:6).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7) bahasa figuratif, (8) kata konkret, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini, menurut pendapat Richards dan Waluyo dapat dipilah menjadi dua struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi (diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret, ritme, dan rima). Djojosuroto (2004:35) menggambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Puisi sebagai struktur
Berdasarkan pendapat Richards, Siswanto dan Roekhan (1991:55-65) menjelaskan unsur-unsur puisi sebagai berikut.

1 Struktur Fisik Puisi
Adapun struktur fisik puisi dijelaskan sebagai berikut.
(1)   Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
(2)   Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam Waluyo, 19987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9 (sembilan) aspek penyimpangan, yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register (ragam bahasa tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis (penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggunaan kapital hingga titik)
(3)   Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
(4)   Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
(5)   Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.
(6)   Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

2 Struktur Batin Puisi
Adapun struktur batin puisi akan dijelaskan sebagai berikut.
(1)   Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
(2)   Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
(3)   Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
(4)   Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari  sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.
Baca pula  (Membaca Indah Puisi)

Puisi Lama

Gurindam, Pantun, Syair, dan Talibun merupakan bagian dari puisi lama. Pengarang karya sastra lama termasuk puisi lama biasanya anonim atau tidak diketahui.

Berikut ini adalah contoh puisi lama:
# Gurindam
Gurindam adalah jenis puisi lama yang terdiri atas 2 baris, semuanya merupakan isi dan menunjukkan hubungan sebab akibat

contoh:

Cahari olehmu akan sahabat
yang dapat dijadikan obat

Cahari olehmu akan guru
yang mampu memberi ilmu

Cahari olehmu akan kawan
yang berbudi serta setiawan

Cahari olehmu akan abdi
yang terampil serta berbudi


# Pantun
merupakan jenis puisi lama yang terdiri atas 4 baris, memiliki rima (persamaan bunyi) dengan baris pertama dan edua merupakan sampiran dan baris ketiga dan ke empat merupakan isi

Contoh:

Tanam melati di rama-rama
Ubur-ubur sampingan dua
Biarlah mati kita bersama
Satu kubur kita berdua
                                                                      (Roro Mendut, 1968)
Tingkap papan kayu bersegi,
Sampan sakat di Pulau Angsa;
Indah tampan kerana budi,
Tinggi bangsa kerana bahasa.
===========================
Buah berangan masaknya merah,
Kelekati dalam perahu;
Luka di tangan nampak berdarah,
Luka di hati siapa yang tahu.
=============================
Dari mana punai melayang,
Dari paya turun ke padi;
Dari mana datangnya sayang,
Dari mata turun ke hati.
============================
Pucuk pauh delima batu,
Anak sembilang di tapak tangan;
Tuan jauh di negeri satu,
Hilang di mata di hati jangan.
==================================
Kalau tuan jalan ke hulu,
Carikan saya bunga kemboja;
Kalau tuan mati dahulu,
Nantikan saya di pintu syurga.
=========================
Halia ini tanam-tanaman,
Ke barat juga akan condongnya;
Dunia ini pinjam-pinjaman,
Akhirat juga akan sungguhnya.
==========================
Malam ini merendang jagung,
Malam esok merendang serai;
Malam ini kita berkampung,
Malam esok kita bercerai.
========================
jalan-jalan ke kota paris
banyak rumah berbaris-baris
biar mati diujung keris
asal dapat dinda yang manis…
========================
ke cimanggis membeli kopiah
kopiah indah kan kau dapati
begitu banyak gadis yang singgah
hanya dinda yang memikat hati
========================
jika aku seorang pemburu
anak rusa kan kudapati
jika dinda merasa cemburu
tanda cinta masih sejati
========================
darimana datangnya sawah
dari sawah turun ke kali
darimana datangnya cinta
dari mata turun ke hati
============================
Bau-bau jembatan tujuh,,
tempat memungut sebuah lolah,,
kalau adinda udah setujuh,,
tunggulah saya tamat sekolah,,
========================

Pisang nangka buat kolak
Jambu biji diblendrin
Kalo nona tetep galak,
Lebaran depan ga dimaapin
========================
menaiki kereta merknya honda
pergi selayang kerumah hanapi
bila cinta mekar di dada
siang terkenang malam termimpi
========================
anak unta siapa yg punya
menangis iba kehilangan ibu
bila cinta sudah menyapa
rindu mulai membara dikalbu
========================
mulanya duka kini menjadi lara
teman tiada hanyalah sendu
bila rindu mulai membara
itulah tanda cinta berpadu
========================
hati berdetik dalam cahaya,
seperti belati menikam dada
Cinta abadi kekal selamanya
Musim berganti tapi wajah takkan lupa
========================
cinta datang tak berwaktu
perasaan senang,sedih dan pilu tak menentu
semua hadir tanpa permisi
untuk mencoba mengisi hati
========================
hati-hati minum digelas
kalau terlepas pecahlah nanti
cinta hati selalunya ikhlas
cinta buta yang makan hati
========================
cinta tak memandang bulu
cinta juga tak mengenal waktu
rasakan cinta dihatimu
betapa indah mengikis kalbu
========================
bila terluka berkata begitu
hingga terlupa cinta yang suci
cinta manusia memanglah begitu
cinta padaNYA cinta yang sejati
========================
terluka hati karna kata udah biasa
namun terluka karna usia sungguh asa
bila kata dianggap tak bermakna
tapi usia adalah segalanya
========================
Untuk menjadi seorang perwira
Harus bertapa di dalam gua
Kalau cinta kukuh di jiwa
Biar melayang kembali jua
========================
papua tanah impian jiwa
kubermimpi melayang terbang kesana
teman sehati selalu bersua
karena tak bisa terpisahkan begitu saja
========================
panah cinta tlah menancap…
kedua hati pun menyatu…
asmara semakin mendekap…
cinta takkan berlalu…
========================
anak ayam turun ke kali
bermain air riang gembira
betapa senangnya bisa ngejunk lagi
memburu kata mengejar tawa
========================
minum arak pahit rasanya…
tidak cocok untuk anak kuliah…
apalah daya sudah usaha…
belum apa-apa sudah binasah…
========================


sunggulah indah si burung pipit
terbang yang tenang si burung dara
bila ku tahu bercinta sakit
takkan ku mulai dari semula
========================


orang palembang menanam padi
negeri malaka negeri seberang
putus cinta jangan bersedih
dunia ini masih panjang
========================


burung kakatua
hinggap dijendela
siapa yang jatuh cinta
pasti cemburu buta
========================


Burung kakak tua udah tak berdaya
Burung adik muda terbang ke angkasa
Makasi kakek telah berjuang bela negara
Sekarang adek bahagia di hari MERDEKA
========================


kucing kurus mandi dipapan
papan nya sikayu jati
aku kurus bukan karena kurang makan
tetapi mikirin sijantung hati
========================


disana gunung disini gunung
ditengah tengah gunung berapi
kesana bingung kesini bingung
itulah namanya jatuh hati
=====================================
PUISI  BARU
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
1. Ciri-ciri Puisi Baru
a) Bentuknya rapi, simetris; b) Mempunyai persajakan akhir (yang teratur); c) Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain; d) Sebagian besar puisi empat seuntai; e) Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis) f) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
2. Jenis-jenis Puisi Baru
Menurut isinya, puisi dibedakan atas : a) Balada adalah puisi berisi kisah/cerita b) Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan c) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa d) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup e) Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih f) Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan g) Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain:
a) Distikon
b) Terzina
c) Quatrain d) Quint e) Sektet f) Septime g) Oktaf/Stanza h) Soneta 

3. Contoh dari Jenis-jenis Puisi Baru
Contoh jenis puisi menurut isinya :

a) BALADA
Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “ Balada Matinya Seorang Pemberontak”.
b) HYMNE Bahkan batu-batu yang keras dan bisu Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri Menggeliat derita pada lekuk dan liku bawah sayatan khianat dan dusta. Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu menitikkan darah dari tangan dan kaki dari mahkota duri dan membulan paku Yang dikarati oleh dosa manusia. Tanpa luka-luka yang lebar terbuka dunia kehilangan sumber kasih Besarlah mereka yang dalam nestapa mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)
c) ODE Generasi Sekarang Di atas puncak gunung fantasi Berdiri aku, dan dari sana Mandang ke bawah, ke tempat berjuang Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru Pantoen keindahan Indonesia Yang jadi kenang-kenangan Pada zaman dalam dunia (Asmara Hadi)
d) EPIGRAM

Cinta : sebuah karya dari Khalil Gibran


kenapa kita menutup mata ketika kita tidur?
ketika kita menangis?
ketika kita membayangkan?
itu karena hal terindah di dunia tdk terlihat
ketika kita menemukan seseorang yang
keunikannya sejalan dengan kita, kita bergabung
dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan
serupa yang dinamakan cinta.

Ada hal2 yang tidak ingin kita lepaskan,
seseorang yang tidak ingin kita tinggalkan,
tapi melepaskan bukan akhir dari dunia,
melainkan suatu awal kehidupan baru,
kebahagiaan ada untuk mereka yang tersakiti,
mereka yang telah dan tengah mencari dan
mereka yang telah mencoba.

karena merekalah yang bisa menghargai betapa
pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.
Cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu
menitikan air mata dan masih peduli terhadapnya,
adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan
kamu masih menunggunya dengan setia.
Adalah ketika di mulai mencintai orang lain dan
kamu masih bisa tersenyum dan berkata
” aku turut berbahagia untukmu ”

Apabila cinta tidak bertemu bebaskan dirimu,
biarkan hatimu kembalike alam bebas lagi.
kau mungkin menyadari, bahwa kamu menemukan
cinta dan kehilangannya, tapi ketika cinta itu mati
kamu tidak perlu mati bersama cinta itu.
Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu
mendapatkan keinginannya, melainkan mereka

yang tetap bangkit ketika mereka jatuh, entah
bagaimana dalam perjalanan kehidupan.
kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri
dan menyadari bahwa penyesalan tidak
seharusnya ada, cintamu akan tetap di hatinya
sebagai penghargaan abadi atas pilihan2 hidup
yang telah kau buat.

Teman sejati, mengerti ketika kamu berkata ” aku lupa ….”
menunggu selamanya ketika kamu berkata ”tunggu sebentar ”
tetap tinggal ketika kamu berkata ” tinggalkan aku sendiri ”
membuka pintu meski kamu belum mengetuk dan
belum berkata ” bolehkah saya masuk ? ”
mencintai juga bukanlah bagaimana kamu
melupakan dia bila ia berbuat kesalahan,

melainkan bagaimana kamu memaafkan.
Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan,
melainkan bagaimana kamu mengerti.
bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu rasa,

bukanlah bagaimana kamu melepaskan melainkan
bagaimana kamu bertahan.
Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus
berhenti mencintai seseorang, bukan karena orang
itu berhenti mencintai kita melainkan karena kita
menyadari bahwa orang iu akan lebih berbahagia
apabila kita melepaskannya.

kadangkala, orang yang paling mencintaimu adalah
orang yang tak pernah menyatakan cinta
kepadamu, karena takut kau berpaling dan
memberi jarak, dan bila suatu saat pergi, kau akan
menyadari bahwa dia adalah cinta yang tak kau sadari
e) ELEGI Senja di Pelabuhan Kecil Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
(Chairil Anwar)
f) SATIRE Aku bertanya tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur jidad penyair-penyair salon, yang bersajak tentang anggur dan rembulan, sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya, dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan, termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
(Rendra)

A.    MACAM-MACAM PUISI BARU  DILIHAT DARI BENTUKNYA

a)      DISTIKON
Distikon adalah puisi baru /sanjak 2 baris seuntai Contoh :
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal

Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
                                               (Or. Mandank) 
b)      TERZINA :
Terzina adalah puisi baru/sanjak 3 baris seuntai.
Contoh :

Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bahagia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
                            Karya: Sanusi Pane
c)      QUATRAIN
Quatrain adalah sanjak/puisi baru 4 baris seuntai
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
                      (A.M. Daeng Myala)
d)     QUINT
Quint adalah sanjak 5 baris seuntai
Contoh :
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan

Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisah kan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan

Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)
e)      SEXTET
Sextet adalah sanjak 6 baris seuntai.
Contoh :
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
                                          (Ipih)
f)       SEPTIMA
Septima adalah sanjak 7 baris seuntai.
Contoh :
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
                       
                                                      (Muhammad Yamin)
g)      STANZA ( OCTAV )
Octav adalah sanjak 8 baris seuntai

Contoh :
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
                                                     (Sanusi Pane)

h)      SONETA
Soneta adalah bentuk kesusasteraan Italia yang lahir sejak kira-kira pertengahan abad ke-13 di kota Florance.

CIRI – CIRI SONETA :
a. Terdiri atas 14 baris
b. Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina
c. Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut octav.
d. Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi yang disebut sektet
e. Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam
f. Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan dalam ocvtav , jadi sifatnya subyektif.
g. Peralihan dari octav ke sextet disebut volta
h. Penambahan baris pada soneta disebut koda.
i. Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 – 14 suku kata
j. Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d – c, d – c – d

Contoh :
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)

B. FUNGSI SONETA
Pada masa lahirnya, Soneta dipergunakan sebagai alat untuk menyatakan curahan hati.
Kini tidak terbatas pada curahan hati semata-mata, melainkan perasaan-perasaan yang lebih luas seperti :
1. Pernyataan rindu pada tanah air
2. Pergerakan kemajuan kebudayaan
3. Ilham sukma
4. Perasaan keagamaan


C. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN SONETA DENGAN PANTUN
1. PERSAMAAN SONETA DENGAN PANTUN
Pantun dan Soneta sama-sama mempunyai sampiran atau pengantar dan isi atau kesimpulan.

2. PERBEDAAN SONETA DENGAN PANTUN

a. Soneta puisi asli Italia, Pantun puisi asli Melayu
b. Satu bait Soneta terdiri terdiri dari 14 baris, satu bait Pantun terdiri atas 4 baris
c. Soneta berima bebas, pantun berima a-b-a-b

 Contoh :
Gembala Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
                               
                        (Muhammad Yamin) 
 Balada Ciri-ciri balada :
Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik denganskema rima a-b-a-b-b-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c.Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.
 Kami Bukan Rakyat Biasa

karena rakyat sudah mampus
sejak lama
kami cuma jelata
yang terhisap dan tertipu
topeng seribu wajah
mulut bisa, nafasnya fitnah
kami digiring berkeliling
kami tajamkan cakar dan taring
demi kursi dan panji-panjimu terhormat
lalu kami dibiarkan melarat
berebut nasi dan garam tinggal sekerat

Kami bukan rakyat
karena rakyat sudah mampus
sejak lama
kami cuma ondel-ondel pengisi pawai
diarak jadi tontonan pemikat
tertawa
kemudian menangis
kelelahan dan terabaikan

Kami bukan rakyat
karena rakyat sudah mampus
sejak lama
kami cuma botol-botol bowling
yang dipasang untuk dirobohkan kembali

Kami bukan rakyat
karena rakyat sudah mampus
sejak lama
kami cuma sebuah kata hampa
yang dikutip tanpa punya daulat

Kami bukan rakyat
sejak pejabat jadi penjahat!





Sajak Bagaimana

Bagaimana negri ini bisa kaya
Jika korupsi jadi menu utama
Bagaimana negri ini bisa adil merata
Jika hasil bumi menguap entah ke mana

Bagaimana negri ini bisa bermartabat
Jika kebenaran tak mendapat tempat
Bagaimana negri ini bisa selamat
Jika di antara kita ada yang khianat

Bagaimana negri ini bisa makmur
Jika makin banyak orang yang menganggur
Bagaimana negri ini bisa tidak hancur
Jika pimpinan dan yang dipimpin tak pernah akur

Bagaimana negri ini bisa berdikari
Jika kita menghina produk dalam negeri
Bagaimana negri ini bisa dihormati
Jika kita jadi babu di rumah sendiri

Bagaimana negri ini bisa hijau
Jika hutan-hutan menggeliat risau
Bagaimana negri ini bisa tidak kacau
Jika si miskin hatinya galau

Bagaimana negri ini bisa amanah
Jika tiap hari terdengar fitnah
Bagaimana negri ini bisa tidak susah
Jika perlu uang banyak untuk sekolah

Bagaimana negri ini bisa jadi suluh
Jika setiap dari kita suka mengeluh
Bagaimana negri ini bisa utuh
Jika warganya saling menuduh

Bagaimana negri ini bisa bersatu
Jika beda pendapat dianggap keliru
Bagaimana negri ini bisa maju
Jika masyarakatnya alergi buku

Bagaimana negri ini bisa tidak kotor
Jika selingkuh sudah masuk kantor
Bagaimana negri ini bisa tersohor
Jika beras saja kita mesti impor

Bagaimana negri ini bisa besar
Jika suara rakyat tak pernah didengar
Bagaimana negri ini bisa benar
Jika suami-isteri saling mencakar

Bagaimana negri ini bisa jadi negri terdepan
Jika sejarah cuma jadi hafalan
Bagaimana negri ini bisa jadi negri panutan
Jika kejujuran sering diabaikan

Bagaimana negri ini bisa damai
Jika saudara sebangsa saling bantai
Bagaimana negri ini bisa henti berderai
Jika anarki telah jadi mata rantai

Bagaimana negri ini bisa berkelas
Jika muda-mudinya dibiarkan malas
Bagaimana negri ini bisa cerdas
Jika kritik sosial selalu ditumpas

Bicara tentang Indonesia
seperti bicara dalam cerobong asap
meski gelap dan pengap, toh kita musti tetap berharap!

# Syair
Syair merupakan puisi lama yang terdiri atas 4 baris per bait. Semua baris merupakan isi

Contoh:

Bulan purnama cahaya terang
Bintang seperti intan
Pungguk merawan seorang-orang
Berahikan bulan di tanah seberang

Pungguk bercinta pagi dan petang
Melihat bulan di pagar bintang
Terselap merindu dendamnya datang
Dari saujana pungguk menentang


# Talibun
Talibun merupakan puisi lama yang hampir mirip dengan pantun, bedanya hanya pada julah baris. Jumlah baris pada talibun lebih dari 4 baris.

Contoh:
Panakik pisau siraut
Ambil galah batang lintabung
Silodang ambil untuk niru
Yang setitik jadikan laut
Yang sekapal jadikan gunung
Alam terkembang jadikan guru
(Panghulu, 1978:2)



PUISI BEBAS

          KAU DAN AKU

Sekejap mata kumengenalimu
Ada lukisan angin di balik awan
Kau terbangkan debu-debu bergantian aku
Kutanamkan mawar dari asap tembakau
Menari-nari dirimu tanpa henti
Kutunggu waktu yang kutuju
Kau temukan kuda liar dalam hutan
Sepasang merpati meminum susu dari telaga firdaus di dalam sangkar yang terbakar
Setan tertawa dalam candanya saat anak gembala sedang membuat bara
Matahari menengok dan berlalu
Musafir pulang dari rantaunya
Api unggun masih menyala
Hingga kawat duri lepas dati tubuhnya



Berikanlah padaku mawar mwerah dan merekah yang kau miliki yang menghiasi pintu suaramu agar aku dapat merasakan kehangatan kasihmu
Bukakanlah untukku jendelamu yang berbingkai indah dan berkaca kristal
agar aku dapat menikmati suasana keindahan gunung yang menjulang dan hamparan langitnya yang telanjang membentang
Tebaskan dan singkirkanlah semua ilalang dan ranting pohon hutanmu yang menghalangi jalanku
agar aku bisa sampai ke danaumu tuk berendam dan mengobati semua rasa sakitku
Taruhlah dalam dadaku sepotong daging yang kau punya dan memiliki banyak rasa
agar aku dapat merasakan ketulusan cintamu
Aku sangat memerlukan semua yang kuminta darimu agar aku bisa menikmati semua yang kau miliki karena pemilikmu telah menyiapkan semuanya untukku
Aku semakin tersesat di tempat yang aku sendiri tak mengetahuinya
Kesadaranku datang tersendat-sendat
Aku tak menginginkan semua yang aku inginkan
Tapi aku menginginkan apa yang aku inginkan

Pandanganku semakin buram dan tak jelas
Lenteraku hampir padam walau sesekali terlihat berkedip-kedip 
Kulihat beberapa orang sedang bermain sandiwara tanpa cerita dan tanpa makna
Mengalir bersama kotornya air sungai yang tak tahu dimana muaranya


LANGIT & BUNGA

Kulihat langit yang tak nampak
Menampakkan wajahnya yang tak ceria
Kusaksikan pergumulan malaikan dan iblis
Mata logikaku menjadi buta
Karena dinginnya jiwa yang membekukan semua perasaan
Aku berdiri di atas tebing yang rapuh
Yang mencoba tuk meraih bunga indah di taman
Ku genggam helaian bunga yang berisi embun
Yang dapat menghilangkan rasa dahagaku
Namun bunga itu lenyap tertiup angin
Setelah kuberi rasa kejujuran dan rasa pahit yang membuatnya terluka
Ku coba kembali mencari helaian bunga itu
Dan akan kurangkai kembali agar tampak indah
Namun tak kutemukan tempat sembunyinya
Tinggalah batang bunga yang masih kugenggam
Walau sesekali mengeluarkan duri yang membuatku terluka








                            RIBUAN ASA

Ribuan nafsu  berlari bersama jiwaku
Ribuan amarah mengamuk bersama jiwaku
Ribuan sedih menangis bersama jiwaku
Ribuan bahagia berpesta bersama jiwaku

Jiwaku dengan sabar menemaninya
Jiwaku tak pernah menolak permintaannya
Jiwaku sangat adil membaginya
Tetapi jiwaku lelah merasakannya

SANG TAKDIR 
Lama sudah terasa tamparan kehidupan
Mendampingi jiwa yang rapuh
Selalu setia dalam cerita cinta
Tapi terkadang berubah sekehendaknya
Sampai nafas pun berteriak kelelahan
Walau ribuan helaan telah di hembuskan
Tapi tetap tak bisa berbuat apa-apa
Karena rantai masih membelenggunya
Walau terkadang lepas tapi tak lama
Akankah tangan takdir akan terus menampar wajah kehidupan tanpa henti
Hingga nafas menjadi bisu