BAHAN AJAR
KELAS VIII SEMESTER 1
A. Menganalisis Laporan
Laporan merupakan
suatu keterangan mengenai suatu peristiwa atau perihal yang ditulis berdasarkan
berbagai data, fakta, dan keterangan yang melingkupi peristiwa atau perihal
tersebut.
Laporan mengenai
peristiwa atau perihal yang bersifat penting atau resmi biasanya disampaikan
dalam bentuk tulisan. Menganalisis laporan berarti melakukan suatu kajian atau
penelitian terhadap suatu laporan. Hal yang dianalisis dalam laporan dapat
meliputi isi peristiwa, kronologi waktu, kelengkapan data, kebahasaan, dan
bentuk laporan.Supaya dalam menganalisis laporan yang kalian simak dapat
memberikan hasil yang maksimal, kalian perlu memerhatikan halhal berikut.
1. Menyimak laporan
dengan saksama, sehingga dapat menangkap informasi yang disampaikan secara utuh
dan
lengkap serta
terperinci.
2. Melakukan pengecekan
terhadap setiap hal yang dilaporkan secara detail dan cermat.
3. Tidak
mencampuradukkan antara fakta (yang bersifat objektif) dan opini atau pendapat
(yang cenderung bersifat subjektif).
4. Melakukan kajian
terhadap kebenaran atau ketepatan hasil laporan tersebut.
Sebagai
bahan referensi mengenai menganalisis laporan, simaklah laporan yang akan
dibacakan salah satu teman kalian berikut.
Heru Wicaksono, Diplomat RI
Tokoh Penting Pembebasan Sandera Korsel
Krisis sandera 23 warga Korea Selatan oleh kelompok pejuang Taliban di
Afganistan selama 1,5 bulan menjadi berita utama di media seluruh dunia.
Menjelang krisis berakhir, muncul nama Diplomat Indonesia Heru Wicaksono dalam
penyelesaian krisis tersebut. Upaya penyelesaian melibatkan tiga pihak, yakni pemerintah
Korsel, kelompok pejuang Taliban, dan pemerintah Afganistan. Namun, upaya
penyelesaian tersebut belum
juga berhasil. Pejuang Taliban menuntut agar Korsel segera menarik
seluruh pasukannya dari Afganistan. Tuntutan pejuang Taliban tersebut sulit dipenuhi
oleh dua pihak lainnya. Sampai empat kali ketiga pihak berunding, tapi Dari
situlah Indonesia mulai terlibat. Pemerintah Korsel, meminta kepada Presiden
SBY, agar Indonesia terlibat dalam perundingan pembebasan sandera. Permintaan
ini disampaikan Presiden Roh Moon Hyun saat berkunjung ke Seoul, 25 Juli 2007.
Permintaan itu segera direspons Presiden SBY. Presiden SBY memerintahkan Menlu
Hasan Wirayudha untuk mendekati kelompok pejuang Taliban. Oleh Menlu, perintah
Presiden SBY diteruskan ke Dubes Indonesia di Kabul, Erman Hidayat.
Menlu Hasan Wirayudha meminta Erman Hidayat agar menghubungi pemerintah
Afganistan untuk memastikan bahwa keterlibatan Indonesia sepenuhnya didukung
oleh kelompok pejuang Taliban.
Bermula dari hal tersebut, Erman Hidayat kemudian menugaskan Heru
Wicaksono bergabung dalam kelompok perunding. Heru Wicaksono ialah Wakil Dubes
RI di Afganistan. Dalam tugasnya, Heru Wicaksono didampingi oleh penerjemah
seorang warga Afganistan yang bekerja di Kedubes RI. Heru menuturkan bahwa kehadirannya
dalam perundingan difasilitasi oleh IRC (Palang Merah Internasional).
Pada awalnya, Heru khawatir kehadiran Indonesia ditolak oleh pejuang Taliban.
Namun, rasa khawatir itu lenyap saat tim Indonesia bertemu pimpinan
pejuang Taliban. Pertemuan itu terjadi pada Kamis, 30 Agustus.
"Ternyata mereka sangat respek ketika mengetahui bahwa yang menjadi
mediator perundingan adalah negara netral. Tidak seperti yang dibayangkan orang
bahwa kaum Taliban itu barbar, proses perundingan yang diatur Kamis kemarin berlangsung
sangat kondusif," ungkap Heru.
Dalam perundingan tersebut, dikemukakan bahwa pejuang Taliban
sebenarnya tidak ingin menyandera kedua puluh tiga warga Korsel tersebut.
Mereka hanya ingin pemerintah Korsel menarik 200 pasukan noncombatnya dari Afganistan. Menurut Heru, dalam perundingan antara Korsel
dengan Taliban tersebut, pejuang Taliban hanya meminta Korsel menarik pasukannya
dari wilayah Afganistan. Akhirnya juru runding Korsel berjanji menarik 200 pasukannya
dari wilayah Afganistan. Setelah permintaannya dipenuhi, juru runding pejuang
Taliban langsung menyatakan setuju melepaskan para sandera. Prestasi
diplomat Indonesia dalam perundingan tersebut langsung mendapatkan apresiasi
Presiden Roh Moon Hyun. Melalui telepon seluler, Moon mengucapkan terima kasih kepada Presiden SBY.
(Sumber: Jawa Pos, 2 September
2007, dengan pengubahan seperlunya)
Perlu diketahui bahwa ada
beberapa langkah dalam menganalisis laporan. Beberapa langkah yang dapat
membantu dalam proses menganalisis laporan adalah berikut.
1. Memahami isi laporan dari
bentuk, isi, maupun kebahasaan.
2. Menguraikan secara detail atau
rinci pokok-pokok isi laporan.
3. Memberikan suatu pandangan
atau pendapat terhadap laporan berdasarkan suatu teori atau definisi
(referensi).
Setelah menyimak dengan cermat
dan memahami isi laporan tersebut, kalian dapat menuliskan pokok-pokok isi
laporan sebagaimana contoh berikut.
1. Krisis sandera 23 warga Korea
Selatan oleh kelompok pejuang Taliban di Afganistan melibatkan Indonesia.
2. Upaya penyelesaian yang
melibatkan tiga pihak, yakni pemerintah Korsel, kelompok pejuang Taliban, dan
pemerintah Afganistan, belum juga
berhasil.
3. Pemerintah Korsel, melalui
Presiden Roh Moon Hyun meminta kepada Presiden SBY agar Indonesia terlibat
dalam perundingan pembebasan
sandera.
4. Permintaan itu segera
direspons Presiden SBY dengan memerintahkan Menlu Hasan Wirayudha untuk
mendekati kelompok pejuang Taliban.
5. Heru Wicaksono yang menjabat
sebagai Wakil Dubes RI di Afganistan bergabung dalam kelompok perunding yang
difasilitasi oleh IRC (Palang Merah Internasional).
6. Dalam perundingan tersebut,
dikemukakan bahwa pejuang Taliban hanya ingin pemerintah Korsel menarik 200
pasukan noncombat-nya dari Afganistan.
7. Pejuang Taliban langsung
menyatakan setuju melepaskan para sandera setelah juru runding Korsel berjanji
menarik 200 pasukannya dari wilayah Afganistan.
8. Prestasi diplomat Indonesia
dalam perundingan tersebut langsung mendapatkan apresiasi Presiden Roh Moon
Hyun. Melalui telepon seluler,
Moon mengucapkan terima kasih kepada Presiden SBY.
Contoh hasil analisis terhadap
laporan tersebut adalah berikut.
1. Laporan tersebut merupakan
laporan mengenai peristiwa keterlibatan Indonesia yang diwakili oleh Wakil
Dubes RI,Heru Wicaksono, untuk Afganistan, dalam peristiwapenyanderaan oleh
pejuang Taliban.
2. Dari segi bentuk penyampaian,
laporan tersebut disampaikan dalam bentuk narasi dengan model penyampaian
bahasa yang tidak resmi atau
nonilmiah.
3. Kronologi waktu kejadian yang
berkenaan dengan peristiwa disampaikan secara urut, tapi kurang mendetail.
4. Data dan penjelasan pendukung
belum disampaikan secara lengkap dan terperinci.
B. Menulis Laporan
Dalam komunikasi, terdapat jenis teks yang berisi
rincian keadaan. Misalnya, kamu membaca laporan hasil belajarmu di rapor,
membaca laporan jumlah warga di RT/RW, atau laporan hasil ujian seluruh siswa
SMP di kotamu. Laporan-laporan tersebut memiliki bentuk yang khusus. Dari
kegiatan membaca laporan, pernahkan kalian mengidentifikasi hal-hal apa sajakah
yang terdapat dalam sebuah laporan? Persiapan apa yang diperlukan sebelum
seseorang menulis laporan? Kamu akan belajar menyusun laporan keadaan melalui
kegiatan berikut.
Aktivitas pembelajaran yang harus kamu lakukan
untuk menguasai kompetensi menulis laporan adalah (1) mengamati laporan
keadaan, (2) menentukan hal-hal yang akan diamati, (3) menyusun laporan
keadaan, (4) menyunting laporan yang disusun, (5) menggunakan bahasa baku dalam
laporan, (6) mengamati contoh penyuntingan karangan, dan (7) berlatih
menyunting.
1.
Mengamati
Laporan Keadaan
Perhatikan contoh laporan
keadaan berkut
LAPORAN
KEPENDUDUKAN RT 001 KELURAHAN DUREN KELAPA,
KECAMATAN
DUREN BESAR, JAKARTA TIMUR
(1)
Pengantar
Sensus tentang keadaan penduduk dilakukan untuk mendapatkan data
akurat tentang kondisi penduduk di suatu daerah. Sensus yang dilaporkan
dilakukan di wilayah RT 001 RW 011 Kelurahan Duren Kelapa, Kecamatan Duren
Besar, Wilayah Kota Jakarta Timur. Luas wilayah yang disensus adalah 55.480 m2. Keluarga yang disensus sejumlah 82 kepala keluarga dengan jumlah
penduduk 315 orang dan jumlah bangunan rumah 78 buah.
(2)
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk RT 001 RW
011 Kelurahan Duren Kelapa, Kecamatan Duren Besar, Wilayah Kota Jakarta Timur
sejumlah 315 orang terdiri atas 152 orang laki-laki dan 163 orang wanita.
Dilihat dari usianya, penduduk yang berumur 0--5 tahun berjumlah 49 orang (24
laki-laki dan 25 perempuan), yang berumur 6--12 tahun ada 41 orang (22
laki-laki dan 25 perempuan), yang berumur 13--17 tahun berjumlah 45 orang (20
laki-laki dan 25 perempuan), yang berumur 18--60 tahun ada 172 orang (80
laki-laki dan 92 perempuan), dan yang berusia di atas 60 tahun ada 8 orang (6
laki-laki dan 2 orang perempuan).
(3)
Agama
Warga RT 001 RW 011 Kelurahan Duren Kelapa ini sebagian besar
beragama Islam, yaitu sebanyak 280 orang (134 laki-laki dan 146 perempuan).
Agama Katolik dianut oleh 12 orang (5 orang laki-laki dan 7 perempuan). Agama
Kristen Protestan dianut oleh 10 orang (7 laki-laki dan 3 perempuan). Agama
Hindu Bali dianut oleh 5 orang (3 laki-laki dan 2 perempuan), sedangkan agama
Budha dianut oleh 2 orang (1 laki-laki dan 1 perempuan). Adapun yang menganut
agama Kong Hu Cu ada 7 orang (2 laki-laki dan 5 perempuan).
(4)
Pendidikan
Mengenai pendidikan dibagi tiga kelompok, yaitu warga yang belum
sekolah, warga yang sedang sekolah, dan pendidikan terakhir warga. Tercatat 49
anak balita yang belum sekolah (24 anak laki-laki dan 25 perempuan). Yang
sedang belajar di SD sejumlah 41 orang (22 laki-laki dan 10 perempuan). Yang
sedang belajar di SMP ada 22 orang (12 laki-laki dan 10 perempuan). Yang
belajar di SLTA ada 23 orang (8 laki-laki dan 15 perempuan). Terakhir yang
sedang mengikuti kuliah di perguruan tinggi ada 21 orang (9 laki-laki dan 12
perempuan). Penduduk dewasa yang tamat SD ada 21 orang (6 laik-laki dan 15
perempuan), tamat SD ada 26 orang (8 laki-laki dan 18 perempuan), tamat SLTP
ada 59 orang (30 laki-laki dan 29 perempuan), tamat SLTA ada 43 orang (25
laki-laki dan 18 perempuan), dan yang tamat perguruan tinggi ada 10 orang (8
laki-laki dan 2 perempuan).
(5)
Pekerjaan
Pekerjaan penduduk bervariasi. Penduduk yang berada pada usia
kerja adalah 159 orang (77 laki-laki dan 82 perempuan). Yang bekerja menjadi
pegawai negeri ada 38 orang (17 laki-laki dan 21 perempuan), yang menjadi
anggota TNI ada 6 orang (5 laki-laki dan 1 perempuan), yang bekerja pada
perusahaan swasta ada 62 orang (35 laki-laki dan 27 perempuan), yang bekerja wira
usaha ada 20 orang (17 laki-laki dan 3 perempuan), dan yang tidak bekerja ada
33 orang (3 laki-laki dan 30 perempuan).
(6)
Etnis/Suku Bangsa
Dilihat dari segi etnis, penduduk di RT 001 RW 011 ini berasal
hampir dari seluruh Indonesia. Yang terbanyak adalah orang Sunda yakni
berjumlah 47 orang, orang Betawi ada 43 orang, orang Jawa 40 orang, orang
Minang 11 orang, orang Tapanuli ada 9 orang, orang Manado ada 10 orang, orang
Bali ada 7 orang, orang Makassar ada 8 orang, Banjar ada 10 orang, Maluku ada 8
orang, orang Aceh ada 5 orang, orang Palembang ada 8 orang, orang Sumbawa ada 4
orang, dan keturunan Cina ada 15 orang.
Demikian
laporan kependudukan yang dibuat oleh Ketua RT 001 RW 011 yang dikirimkan ke
kantor Kelurahan Duren Kelapa, Kecamatan Duren Besar, Wilayah Kota
JakartaTimur.
Diskusikanlah dengan
kelompokmu hal-hal berikut!
a. Apa yang dilaporkan?
b. Hal-hal apa saja yang
dilaporkan?
c. Bagaimana cara penulis
laporan mendapatkan informasi?
d. Bagaimana penggunaan bahasa
dalam laporan?
Berdasarkan hasil diskusi itu kamu akan mengetahui
isi laporan (apa yang dilaporkan dan rinciannya), cara mendapatkan informasi,
dan ragam bahasa laporan.
2. Menentukan Hal-hal yang akan Diamati
Untuk menyusun laporan perlu direncanakan hal-hal yang akan
diamati. Diskusikan dengan temanmu hal-hal berikut!
Judul laporan : . . . .
C. Menyusun Laporan Keadaan
Setelah kalian mendiskusikan
hal-hal yang akan diamati dalam laporan, coba tulislah draf (tulisan
awal/buram) laporan berkaitan dengan keadaan daerahmu! Misalnya, keadaan warga
berdasarkan data yang ada di RT/RW di daerahmu, laporan dari data di puskesmas,
kantor polisi, atau lembaga lain yang ada di sekitarmu! Sebelum melakukan
pengamatan ke tempat-tempat yang akan kamu kunjungi, rencanakan kegiatanmu
dengan berdiskusi tentang hal-hal berikut!
a. Tentukan tempat yang akan
dikunjungi!
b. Tentukan informasi apa saja
yang akan dicari!
c. Tentukan bagaimana cara
memperoleh informasi itu!
d. Tentukan kapan kegiatan
pengamatan akan dilakukan!
e. Bagilah tugas untuk
tiap-tiap anggota kelompok tentang pekerjaan yang akan dilakukan!
D. Menyunting Laporan yang Disusun
Setelah kalian selesai
menyusun draf laporan, laporan akan dinilai/dikomentari dari segi (1)
kesesuaian informasi dengan objek/hal yang dilaporkan, (2) kelengkapan rincian
(detail informasi) yang seharusnya dilaporkan, (3) penggunaan kalimat, (4)
penggunaan kata baku, dan (5) ketepatan penggunaan tanda baca/ejaan. Hasil
komentar itu akan membantumu untuk melakukan penyuntingan laporan.
E. Menggunakan Bahasa Baku dalam Laporan
Bahasa baku adalah bahasa dengan kaidah tata bentukan kata, tata
makna, tata kalimat, dan tata cara penulisan yang sesuai dengan standar yang
ditetapkan. Bahasa baku digunakan pada komunikasi resmi/formal. Pada majalah
remaja, bahasa yang digunakan bukan bahasa baku. Kata-kata gaul sering
digunakan dalam majalah remaja. Ciri kata tidak baku mencakup (1) menyalahi
tata bentukan kata yang standar (contoh: ngeliat, mengucapin, dimarahin), (2)
menggunakan ragam lisan (contoh: bilang, bikin, nggak), (4) menggunakan kata
dengan penulisan secara tidak tepat (contoh: hipotesa, kharisma, analisa), (5)
tercampur dengan kosakata daerah (contoh: kayaknya, kok ) (6) penghilangan
imbuhan atau suku kata tertentu (contoh: gitu, gini, ngaruh, ngirim, njaring),
dan (7) pengubahan vokal (contoh: dateng, dapet).
Daftarlah kata tidak baku yang ada pada laporan yang telah kalian
tulis. Gantilah dengan kata-kata baku semua kata tidak baku yang kalian
temukan! Buatlah tabel seperti contoh berikut!
6.
Mengamati Contoh Penyuntingan Karangan
Amatilah
contoh penyuntingan karangan berikut!
MEMBANGUN SEMANGAT MENGHARGAI
PERBEDAAN
Bangsa kita adalah bangsa yang
uniek. Beragam perbedaan-perbedaan lengkap kita miliki. Bangsa kita terdiri
atas beragam suku, ada jawa, ada sunda, ada bali, ada batak, dan masih banyak lagi lainnya. Masing-masing suku di negeri kita
tercinta ini memiliki beragam bahasa, budaya, adapt-istiadat. Beragam agama dan
keyakinan dianut oleh masyarakat bangsa kita. Beragam partai, beragam aliran
keagamaan hidup subur dibumi nusantara ini.
Perbedaanpun tampak dari tiap individu
kita. Coba kita tengok diri kita sendiri, apa yang berbeda antara diri kita
dengan teman sekelas kita. Kita mungkin berbeda agama, berbeda suku, berbeda
etnis, berbeda warna kulit, berbeda makanan dan minuman kesukaan, berbeda
status ekonomi, berbeda dalam hal intelegensi, berbeda watak, dan masih banyak
lagi perbedaan. Itulah pakta yang tidak dapat kita ingkari dan justru harus kita syukuri karena
dengan perbedaan itu wajah negeri ini menjadi semarak dengan warna warni
keragaman.
Banyaknya perbedaan ini
memiliki dua sisi mata uang. Apabila semangat kebersamaan selalu dibangun dan ditumbuh kembangkan akan menuai keindahan, namun
bila semangat kecurigaan yang ditumbuhsuburkan, akan menuai beragam badai bencana. Kita melihat
Ambon, Poso luluh lantak, tanah yang subur dipenuhi dengan darah putera negeri
ini karena perbedaan dijadikan pemicu perpecahan. Perbedaan dijadikan ancaman,
tidak dijalin untuk membangun kemesraan bersama.
Membangun semangat menghargai perbedaan perlu terus
didengung dengungkan supaya bangsa ini tidak mudah panas bila berbeda, tidak
mudah gatal bila berbeda, tidak berprasangka negatif kepada kelompok yang
berbeda, tidak merasa diri yang terbaik. Semangat membangun kebersamaan untuk
menciptakan kehidupan yang aman dan perlu terus dikobarkan.
Format Deteksi Kesalahan
CATATAN:
Ide yang dikemukakan dalam
tulisan itu cukup bagus, padat, sesuai, dan bermanfaat, tetapi perlu rujukan
atau tambahan data yang memadai untuk meyakinkan pembaca. Penulisan tanda baca,
huruf, dan tata bentukan kata perlu kecermatan!
KEGIATAN KREATIF
Setelah membaca dan mengamati
dengan saksama contoh penyuntingan naskah, diskusikan dengan teman sebangkumu
hal-hal berikut!
Apakah yang dimaksudkan dengan kegiatan menyunting?
Aspek-aspek apa sajakah yang perlu disunting dari sebuah naskah?
Bekal apa yang harus dimiliki oleh seorang penyunting?
F. Berlatih Menyunting
Menyunting adalah kegiatan menyiapkan naskah siap cetak atau siap
untuk diterbitkan dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan
bahasa (mencakup ejaan, diksi, dan struktur). Setiap penulis perlu melakukan
kegiatan penyuntingan. Menyunting biasanya dilakukan lebih dari sekali. Tidak
hanya dilakukan oleh diri sendiri tetapi juga perlu bantuan orang lain agar
hasilnya lebih cermat dan lebih objektif. Penyuntingan dilakukan karena
dirasakan bahwa tulisan mempunyai banyak kekurangan dan perlu perbaikan.
AYO BERLATIH!
a. Suntinglah penggalan bacaan
berikut ini!
Sidik jari terbentuk seiring
proses pembentukan otak manusia selama berada didalam rahim. Pola guratan sidik
jari setiap orang-orangpun berbeda sesuai dengan berkembangan sistem syaraf
otak. Oleh karena iru sidik jari dapat digunakan untuk mengenali bakat dan
potensi seseorang.
b. Suntinglah karya temanmu dengan langkah sebagai berikut!
1) Bentuklah beberapa kelompok!
2) Letakkan laporan yang telah ditulis kelompok pada sebuah meja
pameran!
3) Setiap kelompok akan mendatangi meja pameran dan akan
menyunting laporan yang ditulis kelompok lain.
4) Tandai kesalahan-kesalahan pada laporan temanmu!
5) Tulis ulang kalimat hasil perbaikan kelompokmu!