PENGERTIAN, BENTUK DAN UNSUR DRAMA
Pengertian
Drama Menurut Para Ahli, Bentuk, Unsur, Ciri Dan Contohnya
Pengertian Drama Menurut Para Ahli, Bentuk, Unsur, Ciri Dan
Contohnya – Drama adalah genre (jenis) sastra yang menggambarkan gerak
kehidupan manusia. Drama menggambarkan realitas kehidupan, karakter dan
perilaku manusia melalui partisipasi dan dialog yang dipentaskan. Cerita dan
kisah-kisah dalam drama konflik dan beban emosional yang secara khusus
ditujukan untuk teater.
Memainkan dibuat dengan cara yang akan dipentaskan untuk
dinikmati oleh penonton. Drama membutuhkan kualitas komunikasi, situasi dan
tindakan. Kualitas dapat dilihat dari bagaimana konflik atau masalah dapat
disajikan secara keseluruhan dan dalam drama pemenasan.
Pengertian Drama
Drama adalah genre (jenis) sastra yang
menggambarkan gerak kehidupan manusia. Istilah untuk drama di masa penjajahan
Belanda di Indonesia disebut tonil itu. Tonil kemudian diganti dengan
istilah-play yang dikembangkan oleh PKG Mangku VII. Drama berasal dari kode
dalam bahasa Jawa dan wara. Sandi berarti rahasia, sementara wara (warah)
berarti mengajar. Maka istilah menyiratkan ajaran teater yang dilakukan oleh
simbol.
Pengertian Drama Menurut Para Ahli
- Moulton, Drama adalah kisah hidup digambarkan dalam bentuk
gerak (disajikan langsung dalam tindakan).
- Balthazar Vallhagen, Drama adalah seni yang
menggambarkan alam dan sifat manusia dalam gerakan.
- Ferdinand Brunetierre, Menurut drama harus
melahirkan keinginan oleh aksi atau gerakan.
- Budianta dkk (2002), Drama adalah genre sastra
yang menunjukkan penampilan fisik secara lisan setiap percakapan atau
dialog antara pemimpin di sana.
- Tim Matrix Media Literata, Drama adalah bentuk
narasi yang menggambarkan kehidupan dan alam manusia melalui perilaku
(akting) yang dipentaskan.
- Seni Handayani, Drama adalah bentuk
komposisi berdasarkan dua cabang seni, seni sastra dan seni pertunjukan
sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis
dan drama dipentaskan.
- Wildan, Drama adalah komposisi berdasarkan beberapa
cabang seni, sehingga drama dibagi menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk
teks tertulis dan drama dipentaskan.
- Anne Civardi, Drama adalah sebuah kisah
yang diceritakan melalui kata-kata dan gerakan.
- Menurut KBBI : drama memiliki beberapa pengertian.
Pertama, drama diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang
diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku
(akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah terutama
yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan
teater. Ketiga, kejadian yan menyedihkan.
BENTUK-BENTUK DRAMA
1.
Berdasarkan bentuk sastra cakapannya, drama dibedakan
menjadi dua
1.
Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam
bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
2.
Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.
2.
Berdasarkan sajian isinya
1.
Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau
muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak
menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan
kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan tikaian di antara
tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau
kesedihan.
2.
Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun
selorohan di dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan
bahagia.
3.
Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur
dukacita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
3.
Berdasarkan kuantitas cakapannya
1.
Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata
2.
Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata.
3.
Doalogmonolog, yaitu drama yang menggunakan banyak kata-kata.
4.
Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya
1.
Opera/operet, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau musik.
2.
Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
3.
Tablo, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi.
5.
Bentuk-bentuk lain
1.
Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi
alur, penokohan, tematik.
2.
Drama baca, naska drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
3.
Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kam bangsawan (muncul
abad ke-18).
4.
Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
5.
Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejathan atau keruntuhan
tokoh utama
6.
Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara
kebaktian gereja (di Abad Pertengahan).
7.
Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri dari satu babak, berpusat pada
satu tema dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang
ringkas.
8.
Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival
rakyat yang ada (terutama di pedesaan).
Hakikat
Drama
Drama
sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu draomai yang berarti berbuat,
bertindak, dan sebagainya. Kata drama dapat diartikan sebagai suatu perbuatan
atau tindakan. Secara umum, pengertian drama merupakan suatu karya sastra yang
ditulis dalam bentuk dialog dan dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor.
Pementasan naskah drama dapat dikenal dengan istilah teater. Drama juga dapat
dikatakan sebagai cerita yang diperagakan di panggung dan berdasarkan sebuah
naskah.
Pada
umumnya, drama memiliki 2 arti, yaitu drama dalam arti luas serta drama dalam
arti sempit. Pengertian drama dalam arti luas adalah semua bentuk tontonan atau
pertunjukkan yang mengandung cerita yang ditontonkan atau dipertunjukkan di
depan khalayak umum. Sedangkan pengertian drama dalam arti sempit ialah sebuah
kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan di atas panggung.
Ciri ciri Drama
1.Drama merupakan prosa modern yang
dihasilkan sebagai naskah untuk dibaca dan
di pentaskan.
2.Naskah
drama boleh berbentuk prosa atau puisi.
3.Drama terdiri dari pada diaolog
yang disusun oleh pengarang dengan watak yang diwujudkan.
4.Pemikiran dan gagasan pengarang
disampaikan melalui dialog-dialog watak-wataknya.
5.Konflik ialah unsur-unsur penting
dalam drama. Konflik digerakan oleh watak-watak dalam plot,elemen penting dalam
skrip drama.
6.Sebuah skrip yang tidak didasari
oleh konflik tidak dianggap sebagai drama yang baik.
7.Gaya Bahasa dalam sebuah drama juga
penting karena menunjukkan latar masa dan masyarakat yang di
wakilinya,sekaligus drama ini mencerminkan sosiobudaya masyarakat yang
digambarkan oleh pengarang.
Contoh
Naskah Drama Anak
Pemeran:
1.Katrin Yustina
2.Nurjanah
3.Puri
4.Nisya
5.Linda (pembaca prolog).
Prolog
Seorang murid baru (Nisya) pindahan
dari Jakarta sedang memasuki gerbang sekolah,tiba-tiba datanglah Katrin.
Katrin : hai kamu anak baru ya? Nama kamu siapa?
Nisya : ya,…..namaku Nisya,,.
Fury : (Sambil mengulurkan tangan) namaku
Fury! Emang kamu pindahan dari mana
dan masuk kelas apa..????
Nisya : aku dari Jakarta …………disini Aku
tonggal di Jalan Surapati. Kata kepala Sekolah aku masuk kelas V1-D.Kalau kamu
siapa ? (Nisya mengulurkan tangan kepada Katrin).
Katrin : aku Katrin…. wah kebetulan kita juga
murid kelas V1-D.
Tak
lama tampak Nurjanah datang mendekat sambil menyapa ketiganya.
Nurjanah: siapa ini Fur..???
Fury : Oh ini namanya Nisya..!!
Katrin : Kenalan sendiri dong,..
(sambil menggangkat tangan Nisya ke tangan Nurjanah).
Nurjanah menyodorkan tangannya ke arah Nisya
mereka berdua bersalaman.
Nurjanah : eh Nisya……..Entar di kelas kamu duduk
disebelahku aja gimana???
Soalanya bangku disebelahku kosong.
Nisya : Oh iya deh…
Fury : Iya sekalian aja gabung sama kita.
Katrin : Ya kan kalau belajar kelompok hanya 3
orang kalau sama kamu kan jadi pas
Empat orang,..!!!!!
Nisya : Aku sih asyik aja,…..aku malah seneng
punya temen baru yang baik dan Asyik
seperti kalian. Mereka berempat tertawa
menuju kelas.
Perbedaan Drama dengan Teater
Teater dan drama, memiliki arti yang sama, tapi berbeda
uangkapannya.Teater berasal dari kata yunanikuno “theatron” yang secara harfiah
berarti gedung/tempat pertunjukan. Dengan demikian maka kata teater selalu
mengandung arti pertunjukan/tontonan. Drama juga dari kata yunanai ‘dran’ yang
berarti berbuat, berlaku atau beracting.
Drama cenderung memiliki pengertian ke seni sastra. Didalam
seni sastra, drama setaraf denagn jenis puisi, prosa/esai. Drama juga berarti
suatu kejadian atau peristiwa tentang manusia. Apalagi peristiwa atau cerita
tentang manusia kemudian diangkat kesuatu pentas sebagai suatau bentuk
pertunjukan maka menjadi suatu peristiwa Teater. Kesimpulan teater tercipta
karena adanya drama.
Struktur Drama
1.
Tema,
tema merupakan gagasan sentral yang menjadi dasar disusunya atau dibuatnya
drama;
2.
Plot
atau alur, merupakan jalinan cerita dari awal sampai akhir cerita. Jalinan
cerita ini berupa jalannya cerita dalam drama yang berupa permasalahan,
konflik, klimaks cerita atau permasalahan, dan akhir atau penyelesaian
permasalahan;
3.
Penokohan
dan perwatakan, penokohan atau perwatakan merupakan jati diri seorang tokoh.
Apakan seoarang tokoh itu baik, jahat, buruk, pendengki atau memiliki watak
lainya. Perwatakan atau penokohan dalam pementasan drama dapat dilihat secara
langsung oleh penonton pementasan tersebut dari sikap, ucapan, tingkah laku,
suara serta tingkah laku lainya.
4.
Namun
secara teori, drama sendiri mengungkapkan penokohan atau perwatakan yang
dimiliki seorang tokoh yang dilakukan secara eksplisit dan implisit. Eksplisit
dari pendapat atau komentar tokoh lain dalam cerita, dan implisit dari tingkah
polah tokoh itu sendiri;
5.
Dialog,
dialog atau percakapan merupakan unsure utama yang membedakan drama dengan
cerita lain. Dialog dalam drama merupakan dialog yang digunaknan dalam
kehidupan sehari-hari sesuai hakikat drama yang merupkan tiruan kehidupan
masyarakat.
6.
Dialog
merupakan hal yang sangat vital bagi sukses tidaknya sebuah drama yang
dipentaskan, apabila pemeran tokoh dapat menyampaikan dialog dengan penuh
penghayatan niscaya keindahan dan tujuan pementasan dapat tercapai;
7.
Setting,
setting merupakan latar terjadinya cerita. Setting meliputi setting waktu,
setting waktu tempat, dan setting ruang;
8.
Amanat,
merupakan pesan yang hendak disampaikan pengarang lewar drama yang diciptakan.
Amanat sebuah drama dapat kita ketahui setelah kita mengapresiasi drama
tersebut;
Petunjuk
teknis, petunjuk teknis merupakan petunjuk mementaskan atau mengaudiovisualkan
naskah drama. Petunjuk teknis juga biasa disebut teks samping;
Drama
sebagai interpretasi kehidupan, unsur ini bukan merupakan unsure fisik
melainkan lebih pada unsure idea atau pandangan dasar dalam menyusun drama yang
merupakan tiruan kehidupan manusia atau miniature kehidupan manusia yang
dipentaskan.
UNSUR UNSUR PEMENTASAN
DRAMA
Dalam pentas drama sekurang-kurangnya ada 6 unsur yang perlu
dikenal, yaitu (1) naskah drama, (2) sutradara, (3) pemeran, (4) panggung, (5)
perlengkapan panggung : cahaya, rias, bunyi, pakaian, dan (6) penonton.
1.
Naskah
drama. Adalah bahan pokok pementasan. Secara garis besar naskah drama dapat
berbentuk tragedi (tentang kesedihan dan kemalangan), dan komedi (tentang
lelucon dan tingka laku konyol), serta disajikan secara realis (mendekati
kenyataan yang sebenarnya dalam pementasan, baik dalam bahasa, pakaian, dan
tata panggungnya, serta secara simbolik (dalam pementasannnya tidak
2.
perlu
mirip apa yang sebenarnya terjadi dalam realita, biasanya dibuat puitis,
dibumdui musik-koor-tarian, dan panggung kosong tanpa hiasan yang melukiskan
suatu realitas, misalnya drama karya Putu Wijaya. Naskah yang telah dipilih
harus dicerna atau diolah, bahkan mungkin diubah, ditambah atau dikurangi
disinkronkan dengan tujuan pementasan tafsiran sutradara, situasi pentas,
kerabat kerja, peralatan, dan penonton yang dibayangkannya.
3.
Setelah
naskah, faktor sutradara memegang peranan yang penting. Sutradara inilah yang
bertugas mengkoordinasikan lalu lintas pementasan agar pementasannya berhasil.
Ia bertugas membuat/mencari naskah drama, mencari pemeran, kerabat kerja,
penyandang dana (produsen), dan dapat mensikapi calon penonton.
4.
Pemeran
inilah yang harus menafsirkan perwatakan tokoh yang diperankannya. Memang
sutradaralah yang menentukannya, tetapi tanpa kepiawaian dalam mewujudkan
pemeranannya, konsep peran yang telah digariskan sutradara berdasarkan naskah,
hasilnya akan sia-sia belaka.
5.
Secara
garis besar variasi panggung dapat dibedakan menjadi dua kategori. Pertama,
panggung yang dipergunakan sebagai pertunjukan sepenuhnya, sehingga semua
penonton dapat mengamati pementasan secara keseluruhan dari luar panggung.
Kedua, panggung berbentuk arena, sehingga memungkinkan pemain berada di sekitar
penonton.
6.
Cahaya
(lighting) diperlukan untuk memperjelas penglihatan penonton terhadap mimim
pemeran, sehingga tercapai atau dapa mendukung penciptaan suasana sedih,
murung, atau gembira, dan juga dapat mendukung keratistikan set yang dibangun
di panggung.
7.
Bunyi
(sound effect). Bunyi ini memegang peran penting. Bunyi dapat diusahakan secara
langsung (orkestra, band, gamelan, dsb), tetapi juga dapat lewat perekaman yang
jauh hari sudah disiapkan oleh awak pentas yang bertanggung jawab mengurusnya.
8.
Sering
disebut kostm (costume), adalah pakaian yang dikenakan para pemain untuk
membantu pemeran dalam menampilkan perwatakan tokoh yang diperankannya. Dengan
melihat kostum yang dikenakannya para penonton secara langsung dapat menerka
profesi tokoh yang ditampilkan di panggung (dokter, perawat, tentara, petani,
dsb), kedudukannya (rakyat jelata, punggawa, atau raja), dan sifat sang tokoh
trendi, ceroboh, atau cermat).
9.
Berkat
rias yang baik, seorang gadis berumur 18 tahun dapat berubah wajah seakan-akan
menjadi seorang nenek-nenek. Dapat juga wajah tampan dapat dipermak menjadi
tokoh yang tampak kejam dan jelek. Semua itu diusahakan untuk lebih membantu
para pemeran untuk membawakan perwatakan tokoh sesuai dengan yang diinginkan
naskah dan tafsiran sutradara.
10. Penonton. Dalam setiap pementasan
faktor penonton perlu dipikirkan juga. Jika drama yang dipentaskan untuk para
siswa sekolah sendiri, faktor mpenonton tidak begitu merisaukan. Apabila
terjadi kekeliruan, mereka akan memaafkan, memaklumi, dan jika pun mengkritik
nadanya akan lebih bersahabat.
11. Akan tetapi, dalam pementasan untuk
umum, hal seperti tersebut di atas tidak akan terjadi. Oleh karena itu, jauh
sebelum pementasan sutradara harus mengadakan survei perihal calon penonton.
Jika penontonnya ”ganas” awak pentas harus diberi tahu, agar lebih siap, dan
tidak mengecewakan para penonton.
PEMBAGIAN TUGAS DALAM
PEMENTASAN DRAMA
Sebelum sampai pada penggarapan naskah untuk pementasan,
terlebih dahulu perlu kita kenal beberapa fungsi atau peran dalam pementasan.
Pada dasarnya kerja pementasan adalah kerja kelompok atau tim. Tim terbagi
menjadi dua, yaitu tim penyelenggara dan tim pementasan. Yang dimaksud tim
penyelenggara pementasan adalah orang-orang yang bekerja untuk melaksanakaan
“acara” pementasan.
Tim penyelenggara meliputi ketua panitia (pimpinan produksi),
sekretasis, bendahara, sie dana, sie publikasi, sie perlengkapan, sie
dokumentasi, si konsumsi, dam masih banyak lagi. Tim ini berperan dalam
“menjual” karya seni (drama). Sukses tidaknya acara pementasan (dengan indikasi
jumlah penonton yang banyak, keuntungan finansial minimal balik modal,
apresiasi penonton, soundsistem, lighting yang bagus) bergantung pada tim ini.
Tim kedua adalah tim pementasan. Yang dimaksud tim pementasan
adalah sekelompok orang yang bertugas menyajikan karya seni (drama) untuk
ditonton. Tim pementasan terdiri dari sutradara, penulis naskah, tim artistik,
tim tata rias, tim kostum, tim lighting, dan aktor.
Sebenarnya
tim pementasan ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu tim on stage (di atas
panggung) atau aktor, dan tim behind stage (belakang panggung). Kedua tim ini
memiliki peran yang sama dalam mensukseskan pertunjukan/pementasan.
Pertama-tama kita bahas dulu tim pementasan beserta tugas dan
kewenangannya.
Seperti kita
ketahui bersama, sutradara adalah pimpinan pementasan. Ia bertugas melakukan
casting (memilih pemain sesuai peran dalam naskah), mengatur akting para aktor,
dan mengatur kru lain dalam mendukung pementasan. Pada dasarnya seorang sutradara berkuasa mutlak sekaligus bertanggung
jawab mutlak atas pementasan.
Penulis Naskah. Sebenarnya ketika sebuah naskah
dipilih untuk dipentaskan, penulis naskah sudah “mati”. Artinya, ia tidak
memiliki hak lagi untuk mengatur visualisasi atas naskahnya. Tanggung jawab
visualisasi ada pada sutradara. Biasanya, dalam perencanaan akting, seorang
penulis naskah hanya diminta sebagai komentator.
Penata Panggung. Tugas utama penata panggung adalah
mewujudkan latar (setting panggung) seperti yang diinginkan oleh sutradara.
Biasanya sutradara akan berdiskusi dengan penata panggung untuk mewujudkan
setting panggung yang mendukung cerita.
Penata Cahaya. Tugas utama penata cahaya adalah
merencanakan sekaligus memainkan pencahayaan pada saat pementasan sehingga
pencahayaan mendukung penciptaan latar suasana panggung. Jelas bahwa penata
caha perlu berkoordinasi dengan penata panggung. Seorang penata cahaya harus memiliki
pengetahuan memadai dalam hal mixer cahaya.
Penata Rias dan Busana. Tugas utama penata rias dan busana
adalah mewujudkan rias dan kostum para aktor sesuai dengan karakter tokoh yang
dituntut oleh sutradara. Biasanya, penata rias dan busana berkoordinasi erat
dengan sutradara.
Penata Suara. Tugas utama penata suara adalah
mewujudkan sound effect yang mendukung pementasan. Bersama dengan penata
busana, penata panggung, dan penata cahaya, penata suara menciptakan latar yang
mendukung pementasan. Jelas bahwa prasyarat untuk menjadi penata suara adalah
memiliki kemampuan mengelola soundsistem dan soundeffect.
Tugas utama aktor adalah memerankan
tokoh yang ditugaskan kepadanya oleh sutradara.
Tim
penyelenggara dan kewenangannya adalah sebagai berikut.
1.
Ketua
Panitia
2.
Sekretaris
3.
Bendahara
4.
Sie
Acara
5.
Sie
Dana
6.
Sie
Dokumentasi
7.
Sie
Perlengkapan
8.
Sie
Konsumsi
9.
Sie
Tempat
Demikian
sedikit penjelasan tentang Drama semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment